Eks Presiden Terlibat Pembunuhan Pastor, Pengadilan El Salvador Perintahkan Penangkapan

Minggu 13 Mar 2022, 21:30 WIB
Alfredo Cristiani

Alfredo Cristiani

EL SALVADOR, POSKOTA.CO.ID - Pengadilan El Salvador telah memerintahkan penangkapan mantan Presiden Alfredo Cristiani terkait dengan pembunuhan tahun 1989 terhadap enam pastor Yesuit.

Enam pastor, lima orang Spanyol dan seorang El Salvador, bersama dengan pembantu rumah tangga mereka dan putrinya yang berusia 16 tahun dibunuh di kampus Universitas Yesuit Amerika Tengah pada 16 November 1989. Ini dilakukan unit komando elit yang dikenal sebagai Batalyon Atlacatl selama perang saudara di negara itu, yang merupakan unit kontra pemberontakan yang dibentuk pada tahun 1980 di Sekolah Angkatan Darat Amerika yang berbasis di Panama.

Jaksa percaya bahwa Alfredo Cristiani, yang memegang jabatan tertinggi di negara itu antara 1989 hingga 1994, mengetahui rencana pembunuhan itu tetapi memilih untuk tidak mencegah tragedi itu. Demikian dilansir dari RT pada Sabtu (12/3/2022).

Menurut pernyataan kantor jaksa agung El Salvador, pengadilan memerintahkan Alfredo Cristiani dan mantan anggota parlemen Rodolfo Parker bersama dengan beberapa mantan perwira militer untuk ditahan sementara sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.

Tuduhan terhadap Alfredo Cristiani dan lainnya diajukan pada 25 Februari dengan Jaksa Agung Rodolfo Delgado mengatakan kantornya bertekad untuk mengejar mereka yang dituduh memerintahkan peristiwa yang disesalkan dan tragis ini.

Mantan presiden, yang keberadaannya saat ini tidak diketahui, menyangkal keterlibatan atau mengetahui tentang rencana pembunuhan militer.

“Yang benar adalah saya tidak pernah tahu rencana mereka untuk melakukan pembunuhan itu,” kata Alfredo Cristiani dalam sebuah pernyataan.

“Mereka tidak pernah memberi tahu saya atau meminta izin saya karena mereka tahu bahwa saya tidak akan pernah mengizinkan Pastor [Ignacio] Ellacuria atau saudara-saudaranya dilukai,” kata Alfredo Cristiani.

Pembunuhan itu dilakukan agar terlihat seolah-olah dilakukan oleh gerilyawan sayap kiri.

Dari sembilan perwira militer yang awalnya diadili, tujuh dibebaskan oleh pengadilan, dan dua menjalani hukuman singkat sebelum dibebaskan pada 1993 dengan amnesti.

Belakangan, amnesti tersebut ternyata inkonstitusional dan salah satu dari dua perwira ini, Kolonel Guillermo Benavides, dipenjara lagi dan saat ini masih mendekam di penjara. Kolonel lainnya, Inocente Orlando Montano, dijatuhi hukuman 133 tahun penjara oleh pengadilan Spanyol pada 2020. ***

Berita Terkait

News Update