"Mungkin kawan-kawang memang ada yang terpancing akibat provokasi tersebut. Namun, saya tidak membenarkan kami membawa batu dan lain-lain, saha kira itu sangat keliru," sambungnya.
Sementara itu, pendamping hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Aprilia Lisa juga menampik narasi yang menyebut massa aksi menggunakan atau membawa batu untuk melukai petugas.
"Nggak ada sejarahnya teman Papua aksi bawa batu, mungkin teman-teman tahun sendiri. Dan terkait polisi yang terluka, untuk saat ini kami belum mendapat penjelasan dari polisi," papar dia.
Dia mengatakan, pada insiden itu, mahasiswa Papua juga mengalami luka baik secara fisik maupun seksual.
"Dari kawan Papua yang luka-luka bukan cuma fisik, tapi seksual juga. Ada yang ditendang di dada perempuan, ada kemaluan laki-lakinya sempat dipegang, dan itu tidak jadi pemberitaan merek. Harusnya dapat dilihat juga jumlah korban dominan mana, enam lawan satu," jelasnya.
"Dalam insiden ini okelah sama-sama ada korban, tapi kenapa hanya korban dari polisi yang diekspos, sedangkan kawan Papua ada yang sempat pingsan dan itu tidak jadi pembicaraan," imbuhnya.
"Padahal SOP pengamanan itu tidak ada kekerasan di UU penyampaian pendapat di muka umum. Caranya hanua dibubarkan, dan kawan-kawan saat itu juga tidak melakukan kekerasan, hanya duduk, tapi kenapa direspon dengan kekerasan," tukas Lisa.
Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Endra Zulpan mengatakan, bahwa polisi tidak melakukan aksi represif kepada massa aksi mahasiswa Papua.
"Polisi tidak melalukan pemukulan terhadap pendemo," ucapnya singkat.
Untuk diketahui, aksi unjuk rasa yang digelar mahasiswa Papua di Jalan Veteran, Jakarta Pusat atau di dekat Istana Kepresidenan pada Jum'at (11/3/2022) berujung ricuh.
Akibat kericuhan tersebut, seorang anggota polisi, yakni Kepala Satuan (Kasat) Intel Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Ferikson Tampubolon pun harus mendapat luka cukup serius di bagian pelipis kanan akibat diduga dipukul oleh salah satu massa aksi di lokasi.
Sebagai informasi, sejumlah mahasiswa Papua menggelar aksi unjuk rasa terkait penolakan pemekaran wilayah pada Jumat (11/3/2022).