TAIWAN, POSKOTA.CO.ID - Menteri Pertahanan Taiwan menyebutkan konflik dengan Tiongkok yang mengancam untuk menyerang Taiwan akan menjadi bencana bagi semua pihak terlepas dari hasilnya.
Keterangan ini dia sampaikan pada Kamis (10/3/2022).
Tiongkok dianggap banyak pihak mendukung Rusia menyangkut invasinya ke Ukraina.
Sikap itu memicu kekhawatiran mengenai kemungkinan terjadinya peristiwa serupa mengingat pendekatan Beijing ke Taiwan.
Taiwan adalah pulau demokrasi yang memiliki pemerintahan sendiri. Tetapi diklaimnya sebagai bagian dari wilayah Tiongkok dan akan dianeksasi secara paksa jika perlu.
“Tidak ada yang menginginkan perang," kata Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng kepada wartawan. “Ini harus benar-benar dipikirkan dengan matang.”
“Jika Anda benar-benar berperang, itu akan menjadi bencana bagi semua pihak,” kata Chiu Kuo-cheng.
Dia menyebutkan Kementerian Pertahanan Taiwan “memantau dan mendengarkan tetapi kami tutup mulut. Kami mengikuti perkembangan dan mempersiapkan diri tetapi kami tidak berdiskusi atau berdebat secara terbuka.”
Pada pertemuan tahunan legislatif Tiongkok, Kongres Rakyat Nasional (NPC) dan badan penasehatnya pekan ini di Beijing, para delegasi menyalahkan pengaruh asing terkait separatisme di Taiwan.
Juru Bicara Delegasi Tentara Pembebasan Rakyat pada Rabu, di NPC mengatakan,“Kegiatan separatis dan kolusi dengan kekuatan eksternal adalah akar penyebab ketegangan dan gangguan saat ini di Selat Taiwan.''
Kolonel Wu Qian menyalahkan Partai Progresif Demokratik yang pro-kemerdekaan dan berkuasa di Taiwan.
“Semakin keras Amerika Serikat dan Jepang mempengaruhi Taiwan, semakin keras tindakan yang akan kami ambil untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas territorial,' ucapnya.
Wu Qian juga membela peningkatan anggaran pertahanan, dengan mengatakan Tiongkok telah “mempertahankan pertumbuhan yang wajar dan stabil untuk mengatasi tantangan keamanan yang kompleks dan memenuhi tanggung jawab Tiongkok sebagai negara besar.''
Secara terpisah, seorang anggota badan penasihat legislatif Tiongkok mengusulkan penguatan undang-undang pemisahan diri tahun 2005 yang menjelaskan alasan serangan terhadap Taiwan.
Zhang Liangqi mengatakan undang-undang baru diperlukan untuk menarget mereka yang mengupayakan kemerdekaan formal dan permanen Taiwan dari Tiongkok. Taiwan memisahkan diri dari Tiongkok menyusul perang saudara pada 1949.
Tiongkok telah menggelar sejumlah latihan militer dan menerbangkan pesawat-pesawat militer di dekat wilayah udara pulau itu termasuk pada 24 Februari. Yakni hari ketika Rusia memulai invasi ke Ukraina.
Tindakan ini disebutnya sebagai peringatan bagi para pendukung kemerdekaan Taiwan dan sekutu-sekutu asing mereka. ***