RUSIA, POSKOTA.CO.ID – Sebanyak 4.300 pengunjuk rasa ditahan oleh polisi akibat protes anti perang di Rusia pada Minggu (6/3/2022).
Para pengunjuk rasa menyuarakan protes yang mengutuk invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina.
Dilansir dari Al Jazeera, Senin (7/3) puluhan pengunjuk rasa di kota Ural, Yekaterinburg, Rusia ditangkap. Seorang pengunjuk rasa disana terlihat dipukuli di tanah oleh polisi anti huru hara.
7, 2022#Russia More than 2000 people have been detained in Russia during anti-war protests. This is Moscow. This man is singing the state anthem of #Ukraine #UkraineRussianWar pic.twitter.com/VKKYMjJ2WS
— Krish Kumar (@KrishKu63723150)
Sebuah mural di kota yang menunjukan Presiden Vladimir Putin pun dirusak.
Beberapa video beredar di Twitter menunjukan bagaimana para pengunjuk rasa melakukan aksinya di beberapa kota di Rusia. Video juga menunjukan penangkapan beberapa demonstran oleh polisi anti huru-hara.
6, 2022One of the many brutal arrests that happened in #Russia today. Thousands participated in anti-war protests across the country and more than 3,000 have been detained in 49 cities pic.twitter.com/YnSYBujhJZ
— Balki Begum Bayhan 🇺🇦 (@bbbayh)
Adapun rekaman dan foto-foto yang beredar di media sosial tidak dapat diverifikasi.
Kementerian dalam negeri Rusia mengatakan sebelumnya bahwa polisi telah menahan sekitar 3.500 orang, termasuk 1.700 di Moskow, 750 di St Petersburg dan 1.061 di kota-kota lain. Kementerian mengatakan 5.200 orang telah mengambil bagian dalam protes.
Kelompok pemantau protes OVD-Info (Lembaga media kemanusiaan Rusia) mengatakan telah mendokumentasikan penahanan setidaknya 4.366 orang di 56 kota berbeda.
Penangkapan pada hari Minggu membuat jumlah orang yang ditahan dalam protes anti-perang sejak invasi dimulai pada 24 Februari menjadi lebih dari 10.000, kata OVD-Info.
Adapun pada Minggu (6/3) sebanyak 4.300 pengunjuk rasa ditahan akibat protes anti perang di Rusia. (Firas)