ADVERTISEMENT

Saat Dunia Sibuk dengan Perang Rusia-Ukraina, Diam-Diam Korut Luncurkan Teknologi Canggih Ini

Minggu, 6 Maret 2022 09:06 WIB

Share
Kim Jong-Un. (Foto : Istimewa)
Kim Jong-Un. (Foto : Istimewa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Korea Utara (Korut) melaporkan pihaknya melakukan uji coba teknologi canggih termutakhir berupa sistem satelit pengintai. Alat ini diluncurkan di tengah dunia sedang sibuk dengan perang Rusia-Ukraina.

Dilansir dari Reuters, Ahad (6/3/2022), uji coba satelit pengintai milik Korut itu dilakukan sehari setelah otoritas militer regional melaporkan peluncuran rudal balistik dari negara itu untuk kedua kalinya.

Meski begitu, peluncuran itu menuai kecaman dari pemerintah di Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang. Mereka khawatir Korea Utara sedang bersiap untuk melakukan uji coba senjata besar-besaran dalam beberapa bulan mendatang. 

Mereka melihat peluncuran satelit Korea Utara sebagai tes terselubung dari teknologi rudal balistik yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.

"National Aerospace Development Administration (NADA) Korea utara dan Akademi Ilmu Pertahanan melakukan peluncuran pengembangan satelit pengintai," demikian laporan dari media pemerintah Korut, KCNA.

Adapun peluncuran ini adalah yang kedua dalam seminggu untuk menguji peralatan satelit, dan peluncuran rudal kesembilan tahun ini.

"Melalui pengujian, NADA mengkonfirmasi keandalan transmisi data dan sistem penerimaan satelit, sistem komando kontrol dan berbagai sistem kontrol berbasis darat," kata KCNA.

Seperti tes terakhir pada 27 Februari, KCNA tidak merinci jenis roket yang digunakan dalam peluncuran tersebut, tetapi pihak berwenang di Korea Selatan mengatakan itu tampaknya merupakan rudal balistik yang ditembakkan dari daerah dekat Pyongyang di mana bandara internasionalnya berada.

Militer Korea Selatan mengatakan rudal Korea Utara mencapai ketinggian sekitar 560 km (350 mil) dan terbang 270 km (170 mil).

Di tengah pembicaraan denuklirisasi yang terhenti, Korut melakukan sejumlah rekor peluncuran senjata pada Januari, dan telah menyarankan untuk melanjutkan pengujian senjata nuklir atau rudal balistik antarbenua (ICBM) jarak jauh untuk pertama kalinya sejak 2017.(*)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT