Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Lakukan Kecurangan Selama Gencatan Senjata Untuk Evakuasi Warga Sipil, Walikota Mariupol: Kami Akan Dihancurkan

Sabtu 05 Mar 2022, 20:15 WIB
Rusia dan Ukraina saling tuduh lakukan kecurangan selama gencatan senjata untuk evakuasi warga sipil, Walikota Mariupol mengungkapkan bahwa kami akan dihancurkan. (Foto/Twitter@kyivindependent)

Rusia dan Ukraina saling tuduh lakukan kecurangan selama gencatan senjata untuk evakuasi warga sipil, Walikota Mariupol mengungkapkan bahwa kami akan dihancurkan. (Foto/Twitter@kyivindependent)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Rusia dan Ukraina saling lempar tuduhan melakukan kecurangan ditengah perjanjian gencatan senjata untuk melakukan evakuasi warga sipil dari zona berbahaya.

Seperti disampaikan oleh reuters, pihak Rusia mengatakan bahwa mereka telah berhenti melakukan penembakan di dua kota Ukraina yang telah dikepung sejak Sabtu 26 Ferbruari lalu.

Namun pihak Ukraina malah menuduh bahwa Rusia masih saja melancarkan seranganya sehingga warga sipil tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan evakuasi.

Menanggapi tuduhan ini, pihak Rusia langsung melakukan bantahan serta mengatakan pihaknya telah memberikan kesempatan untuk warga yang ingin melakukan pengungsian serta memberikan kesempatan bagi kelompok kemanusiaan di dekat kota Mariupol dan Volnovakha.

Malahan pihak dari kementerian pertahanan Rusia mengungkapkan bahwa kelompok nasionalis Ukraina yang mencegah warga sipil untuk pergi, seperti yang dilaporkan olehkantor berita RIA.

Dalam seranganya, Rusia telah memborbardir pelabuhan bagian tenggara Ukraina karena lokasi ini merupakan salah satu yang dianggap strategis dimana saat ini lokasi tersebut telah dikuasai oleh separatis pendukung Rusia.

Salah satu dokter relawan mengungkapkan bahwa Rusia telah melakukan serangan yang luar biasa sehingga mengakibatkan terputusnya sambungan komunikasi, terpustusnya pasokan listrik yang mengakibatkan matinya air, pemanas serta kelangkaan makanan.

Dikabarkan bahwa pemerintah Ukraina berencana untuk mengevakuasi sekitar 200.000 orang dari Mariupol dan 15.000 dari Volnovakha dimana Palang Merah Internasional sebagai penjamin gencatan senjata.

Terlepas dari rencana gencatan senjata sementara ini, kementerian pertahanan Rusia mengatakan serangan mereka akan berlanjut di Ukraina dan pihaknya menyangkal menargetkan warga sipil dan menyebut bahwa serangan tersebut merupakan operasi militer khusus.

"Pasukan Rusia akan melakukan serangan terhadap infrastruktur militer, sedangkan pasukan dari Donetsk merupakan para separatis akan memperketat pengepungan Mariupol," papar juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov.

Menangapi hal ini Walikota Mariupol Vadym Boychenko mengungkapkan, "Kami akan dihancurkan".

Berita Terkait
News Update