Hati-hati! Olahraga di Pagi Hari Justru Bisa Membahayakan Kesehatan, Begini Penjelasannya

Jumat 04 Mar 2022, 08:15 WIB
Ilustrasi. (foto: ist/pexels.com)

Ilustrasi. (foto: ist/pexels.com)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kebanyakan orang lebih memilih berolahraga di luar ruangan pada pagi hari, karena menilai udara pada waktu tersebut sangatlah bagus untuk berolahraga. Namun ternyata ini adalah pilihan kurang tepat bagi mereka yang tinggal di area Jabodetabek.

Adalah Co-founder dan Chief Growth Officer Nafas, Piotr Jakubowski yang mengungkapkan, masyarakat bertempat tinggal di area Jabodetabek salah pengertian bahwa udara pada pagi hari lebih baik dibandingkan waktu lainnya.

Masyarakat menganggap bahwa udara pada pagi hari lebih sejuk, alasannya kondisi lalu lintas masih sepi sehingga sangat sedikit polusi udaranya. Tidak heran bila asumsi masyarakat untuk berolahraga pada waktu pagi hari yaitu pukul 5 sampai 9 lebih besar termasuk saat pandemi Covid-19.

Pada saat Briefing Nafas Air Quality Report 2021, ia mengatakan, berdasarkan hasil riset Nafas sepanjang 2021, indeks kualitas udara (AQI) di area Jabodetabek pada pagi hari antara pukul 04.00-09.00 masih cukup tinggi sekitar 100-160 yang menunjukkan kualitas udara relatif tidak baik.

Alhasil, justru pada waktu tersebut masyarakat di Jabodetabek disarankan agar tidak melakukan aktivitas di luar rumah.

Menurut Data Scientist Nafas Prabu Setyaji, bagi seseorang yang sudah berumur antara 35-45 tahun yang berolahraga pada waktu pagi hari saat kadar PM 2.5 > 26 µ/m3, ini justru berbahaya karena akan berisiko menimbulkan penyakit jantung.

Sebagai catatan, ambang batas yang sangat aman menurut WHO (2021) adalah PM 2.5 = 5 µ/m3, bisa meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 33 persen.

Dia juga mengungkap, kualitas udara paling baik di Jabotabek terjadi pada pukul 14.00. Menurutnya, kualitas udara semakin membaik ketika terjadi hujan besar yang disertai angin kencang hingga ekstrem.

Lihat juga video “Beberapa Pejabat Daerah Kena Semprot Bu Risma Marah-Marah di Bogor”. (youtube/poskota tv)

Menanggapi itu, Community Manager Bicara Udara, Novita Natalia, mengatakan, hasil riset Nafas bahwa masih banyak salah pemahaman dari masyarakat terkait kualitas udara beserta mitos-mitos yang selama ini sering didengar, menunjukkan, edukasi mengenai isu ini sangat dibutuhkan.

"Riset ini sekaligus menjadi indikasi betapa pentingnya meningkatkan pengetahuan masyarakat supaya bersama untuk mewujudkan kualitas udara yang lebih baik bisa terwujud," ujar Novita. (harum cendana sari natalia)

Berita Terkait

News Update