Menteri Teten menyebutkan bahwa arahan Presiden Jokowi untuk memperkuat sektor pangan nasional dengan membangun Corporate Farming di seluruh Indonesia.
Dimana tidak ada lagi petani-petani perorangan berlahan kecil yang berhubungan dengan buyer.
"Harus bergabung ke koperasi agar memiliki kualitas produk yang baik, efisien, dan masuk skala ekonomi." ucap Menteri Teten.
Koperasi-koperasi petani kopi (primer) yang ada di Aceh Tengah, bergabung menjadi satu membentuk satu koperasi sekunder.
"Dengan begitu, produk kopi asal Aceh Tengah memiliki satu pintu untuk masuk pasar ekspor," ulas Menteri Teten.
Menteri Teten berharap bahwa kualitas dan produktifitas kopi asal Aceh Tengah terus ditingkatkan.
Teten mencontohkan Vietnam yang mampu memproduksi kopi sebanyak 2 ton per hektar, dengan kualitas bagus.
"Kami akan terus mendukung upaya untuk meningkatkan kualitas produk dan konsolidasi produk kopi," ujar Menteri Teten.
Untuk memperkuat permodalan koperasi tersebut, Menteri Teten memberikan solusi untuk memanfaatkan dana bergulir dari LPDB-KUMKM, yang bunganya super murah.
Hal ini dilakukan agar koperasi bisa memiliki kemampuan untuk membeli produk langsung dari petani. Termasuk dalam pengadaan Rumah Produksi Bersama.
"Sedangkan untuk onfarm-nya, yakni para petaninya, bisa memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kluster," tegas Menteri Teten.
Menteri Teten pun mengusulkan agar petani di Aceh Tengah mampu mengkombinasikan lahan untuk menanam kopi dan juga pisang.