JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa dia telah memerintahkan militer negaranya untuk melakukan operasi khusus di wilayah Republik Rakyat Donbass, dekat Ukraina.
Hal ini menyusul setelah para pemimpin republik yang memisahkan diri meminta bantuan militer dari Moskow sebagai tanggapan atas apa yang mereka klaim sebagai peningkatan "agresi Ukraina".
“Keadaan mengharuskan kami untuk mengambil tindakan tegas dan segera,” bunyi perintah tersebut seperti dikutip RT, Kamis (24/2/2022).
"Republik Rakyat Donbass meminta bantuan ke Rusia. Sesuai dengan Pasal 51, bagian 7 Piagam PBB, dengan sanksi dari Dewan Federasi dan sesuai dengan perjanjian persahabatan yang diratifikasi oleh Majelis Federal dan bantuan timbal balik dengan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, saya telah memutuskan untuk mengadakan operasi militer khusus,” tambah Putin.
Pada saat yang sama, dalam pidatonya kepada publik, Putin mengatakan bahwa dia ingin melakukan "demiliterisasi" dan "de-Nazify" Ukraina.
"Kami tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina," katanya.
Dalam beberapa pidato, serangkaian ledakan dilaporkan di kota-kota di seluruh Ukraina. Sejumlah media Ukraina melaporkan mendengar ledakan di ibukota Kiev.
Dalam sebuah pernyataan, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa "doa dunia menyertai orang-orang Ukraina malam ini karena mereka menderita serangan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan oleh pasukan militer Rusia."
Keputusan tersebut muncul beberapa hari setelah Moskow mengakui kemerdekaan republik yang memisahkan diri dari Donetsk dan Lugansk di Donbass. Mereka menuduh Kiev tidak memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian Minsk yang dibuat pada tahun 2014 dan 2015 untuk menyelesaikan konflik antara separatis dan pemerintah Ukraina.
Pejabat kemudian mengizinkan apa yang mereka gambarkan sebagai "operasi penjaga perdamaian" di wilayah tersebut. Para pemimpin Barat selama berbulan-bulan telah memperkirakan serangan yang meningkat dan mengklaim Rusia telah mengumpulkan pasukan di dekat perbatasannya dengan Ukraina, tepatnya di negara tetangga Belarusia di mana Moskow telah melakukan latihan bersama dalam beberapa pekan terakhir.
Rusia sejauh ini membantah rencana untuk menyerang dan mengklaim tindakannya di Donbass akan bersifat defensif.
AS dan mitra Eropanya telah menjatuhkan sanksi pada serangkaian lembaga keuangan, pejabat, dan anggota parlemen Rusia menyusul pengakuan negara-negara yang memisahkan diri tersebut.
Mereka juga bersumpah untuk memberikan lebih banyak hukuman jika Moskow menyerang Ukraina.(*)