Menakar Peluang Demokrat di 2024, Pengamat: Bisa Masuk 2 Besar Jika Konsisten 'Berkoalisi dengan Rakyat'

Rabu 23 Feb 2022, 11:59 WIB
Pimpinan Partai Demokrat dan jajarannya. (ist)

Pimpinan Partai Demokrat dan jajarannya. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Hasil Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) Kompas memperlihatkan, elektabilitas Partai Demokrat (10,7 persen) masuk tiga besar di bawah PDIP (22,8 persen) dan Gerindra (13,9 persen).

Tiga partai tersebut, termasuk Golkar, diperkirakan akan terus bersaing hingga 2024. Partai mana yang dinilai lebih berpihak kepada rakyat dan kadernya terbebas dari kasus korupsi, akan dengan sendirinya menjadi pemenang pada Pileg 2024.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, mengatakan dari empat partai tersebut, elektabilitas Partai Demokrat mengalami kenaikan signifikan. PDIP dan Gerindra, meskipun mengalami kenaikan namun relatif kecil.

"Dari banyaknya partai yang di survei Kompas, hanya Partai Demokrat yang elektabilitasnya naik lebih besar. Kenaikan elektabilitasnya Partai Demokrat menarik diamati apakah akan mengulang kejayaannya pada Pileg 2009," kata Jamil kepada Poskota, Rabu (23/2/2022).

Menurut Jamil, elektabilitas Partai Demokrat berpeluang minimal masuk dua besar bila tetap konsisten dengan jargonnya 'Berkoalisi dengan Rakyat'. Jargon tersebut tidak sekedar dikampanyekan, tapi benar-benar diimplementasikan oleh semua kadernya.

"Untuk itu, kader Demokrat harus hadir dalam setiap kesulitan rakyat. Dengan begitu, rakyat akan merasakan manfaat jargon berkoalisi dengan rakyat," terang Jamil.

Keberpihakan dengan rakyat juga harus tercermin dari perjuangan anggota DPR RI dan DPRD Partai Demokrat. Jamil berkata, semua kebijakan dan peraturan yang tidak berpihak dengan rakyat harus ditolak. Dengan begitu, rakyat yakin, Partai Demokrat memang pembela mereka.

"Selain itu, Partai Demokrat harus konsisten menjaga praktik demokrasi di Indonesia. Hal itu tidak hanya di eksternal partai, tapi juga di internalnya," kata Jamil.

Setiap ancaman terhadap demokrasi, Jamil melanjutkan, Partai Demokrat harus menjadi garda terdepan membelanya. Bahkan Partai Demokrat harus melawan siapa pun yang berupaya melemahkan demokrasi di tanah air.

Tak hanya itu, di internal, Partai Demokrat juga harus konsisten melaksanakan demokrasi. Misalnya, kata Jamil, dalam Musda dan Muscab, sudah seharusnya calon yang memperoleh suara terbanyak yang disahkan oleh DPP menjadi ketua DPD dab ketua DPC. Dengan begitu, masyarakat akan menilai Partai Demokrat memang partai yang demokratis.

"Kalau Partai Demokrat konsisten melakukan hal itu, maka tidak sulit kiranya untuk mengerek elektabilitasnya masuk dua besar. Bahkan tidak menutup kemungkinan menyodok ke peringkat 1 sebagaimana pada pileg 2009," pungkas Jamil.(*)

Berita Terkait

News Update