Lama-lama Tidak Tahan Juga 14  Tahun Menjadi Korban KDRT

Rabu 23 Feb 2022, 07:00 WIB
Kartun Nah Ini Dia: Lama-lama Tidak Tahan Juga 14  Tahun Menjadi Korban KDRT. (kartunis: poskota/ucha)

Kartun Nah Ini Dia: Lama-lama Tidak Tahan Juga 14 Tahun Menjadi Korban KDRT. (kartunis: poskota/ucha)

SEBELUM dianjurkan oleh ustadzah Oki Setiana Dewi, Ny. Wahyuning (35) dari Sleman (DIY) ini mencoba diam saja ketika jadi korban KDRT oleh suami. Tapi benteng kesabarannya lama-lama jebol juga, sehinga didampingi pengacaranya dia lapor polisi dan disusul gugatan untuk bercerai.

Diam itu emas, begitu kata pepatah Barat. Mungkin Ustazah Oki Setiana Dewi setuju pendapat itu, sehingga ketika tausiah di depan jemaahnya dia minta para istri diam saja meski telah menjadi korban KDRT. Keruan saja ustazah-artis ini jadi sasaran kecaman di medsos, termasuk Komnas Perempuan. Akhirnya Oki pun minta maaf, karena sebetulnya dia sendiri juga tidak setuju praktik KDRT.

Jauh sebelum Oki menganjurkan dan kemudian kenyang dihujat warganet, Ny. Wahyuning dari Sleman sebetulnya sudah melakukan. Bayangkan, selama 14 tahun dia mencoba diam meski jadi korban KDRT dari kata dan asta (tangan) suaminya yang buruk perangai. Sebab Hastomo (40) memang pilihan sendiri saat pacaran dulu. Ternyata cowok satu ini dulunya hanya kaya akan pencitraan. Dan penyesalan selalu datang belakangan.

Masa-masa indah sebagai suami istri hanya berlangsung beberapa bulan saja, setelah itu nampak aslinya sosok Hastomo. Jika ada perilaku Wahyuning yang tak berkenan, langsung ngomel. Sering pula tangannya juga ikut berbicara. Dia hanya kelihatan sayang istri hanya ketika butuh pelayanan ranjang. Bagaimana nggak sakit hati, habis digoyang kok ujung-ujungnya main tendang.

Kenapa Wahyuning diam saja, karena itu pilihan sendiri. Padahal orang tua dulu juga mengingatkan bahwa katuranggan (karakter) model Hastomo itu tak baik dijadikan suami. “Tapi karena itu sudah pilihanmu, ada apa-apa nanti risiko ditanggung penumpang,” kata sang ibu mengingatkan belasan tahun lalu.

Yang sangat disesali Wahyuning, mbok kalau maki-maki dan main tempeleng itu jangan di depan anak-anak. Mereka kan jadi trauma atas kegalakan bapak. Wahyuning juga malu kalau sampai di dengar tetangga. Jika dia melawan suami, takutnya ada orang iseng dan divideokan untuk jadi konten di medsos.

Kekejaman Hastomo semakin nyata ketika menghukum istri dengan cara dipaksa minum bir. Kalau menolak malah dicekoki macam bocah biar doyan makan. Dan sejak Hastomo punya WIL, KDRT di rumah semakin intens. Tubuhnya dijadikan sansak tinju. Kalau Hastomo Arbi, pukulan raket bisa menggondol Thomas Cup, lha kalau pukulan Hastomo Sleman ini hanya bikin pusing kepala.

Lihat juga video “Sejarah Pecinan di Jakarta”. (youtube/poskota tv)

Tetangga sangat kasihan pada Wahyuning, sehingga mereka menyarankan agar Hastomo dilaporkan ke polisi sebagai KDRT. Tapi tetap tidak mau, padahal wajahnya sampai simpang siur. Sampai kemudian ada pengacara turun tangan membantunya, dan barulah Wahyuning mau melapor ke Polres Sleman. Selain lapor polisi, juga akan menggugat cerai ke Pengadilan Agama.

Kok tahan ya, jadi korban KDRT hampir tiga periode. (gts)

Berita Terkait
News Update