JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Awal tahun Indonesia dikagetkan dengan harga kedelai yang melambung tinggi. Akibatnya, para pengrajin tahu dan tempe jengkel dan memutuskan untuk mogok produksi selama tiga hari ke depan.
Di tengah kisruh harga kedelai itu, tiba-tiba Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melontarkan ujaran yang memantik kegaduhan. Pernyataan itu adalah seputar faktor yang mengakibatkan naiknya harga kedelai di Indonesia.
Menurut dia, kenaikan harga kedelai dipicu oleh cuaca buruk Elnina yang terjadi di belahan Amerika Selatan. Faktor lain yang menjadi biang kerok masalah ini, kata Lutfi, adalah reformasi peternakan babi di China.
Maksudnya, di negeri tirai bambu China saat ini ada lima miliar babi baru yang semuanya membutuhkan pakan kedelai.
Lihat juga video “Imlek Tahun 2022, Penerimaan Lilin di Klenteng San Bio Dibatasi”. (youtube/poskota tv)
"Di China itu, awalnya peternakan babi di sana tidak makan kedelai, tapi sekarang makan kedelai. Apalagi baru-baru ini ada lima miliar babi di peternakan Cina itu makan kedelai," kata Lutfi tiga hari lalu.
Mendengar pernyataan Lutfi itu, sejumlah netizen di jagat mayantara muncul memberikan respons. Mereka mengaku merasa kasihan dengan babi di China karena menjadi kambing hitam dalam kenaikan harga kedelai ini.
“Haha... Kesian jadi biang kerok,salah mulu sih kamu bi,” tulis akun Twitter @edoi_101.
“Kasihan babi nya di suruh jadi kambing hitam,” balas @AmirDwi13.
Netizen lain juga ada yang tak habis pikir dengan pernyataan Lutfi tersebut. Seolah tidak yakin dengan keterangan pemerintah, seorang netizen di Twitter berkelakar ingin menunggu klarifikasi dari Babi di China perihal kenaikan harga kedelai di Indonesia.
“Aku menunggu klarifikasi dr babi china nya dulu aja om, biar jelas semuaya,” ujar @hestywlndri43.
Adapun reaksi netizen lain umumnya mempertanyakan kebenaran informasi yang disampaikan Lutfi. Mereka juga jegkel karena lagi-lagi babi yang disalahkan dalam masalah ini.