JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Masyarakat harus menerima kabar pahit. Pasalnya, para pembuat tahu dan tempe resmi melakukan mogok produksi hari ini, Senin (21/2/2022). Aksi ini bakal berpotensi melenyapkan keberadaan tahu dan tempe di pasaran.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, mengatakan bahwa mogok produksi ini serentak dilakukan oleh produsen tahu dan tempe se-pulau Jawa.
"Awalnya memang Jakarta saja. Cuma kan tukang tempe tahu ini saudara dan sama-sama merasakan kesulitan karena kedelai mahal ini. Makanya kebersamaan persatuan dalam koperasi itu akhirnya kami se-Jawa akan melakukan mogok," kata Aip.
Sebenarnya, kata Aip, mogok produksi sudah dilakukan sejak Sabtu pekan lalu. Sebab, masa pembuatan tahu dan tempe memakan waktu selama tiga hari.
Lihat juga video “Tertangkap Pelaku Pembacokan Istri di Tigaraksa”. (youtube/poskota tv)
"Maka Sabtu, Minggu, Senin. Jadi Senin itu sudah tidak ada tempe yang jadi," kata dia.
Menurut Aip, aksi mogok produksi tahu dan tempe ini diiringi empat permintaan.
Pertama, para pekerja menuntut kenaikan harga tahu dan tempe.
Kedua, mereka meminta supaya harga kedelai stabil dan tidak naik setiap hari.
"Ketiga, kami minta harganya stabil, setidaknya dalam waktu sebulan sampai 3 bulan," katanya.
Keempat, Aip meminta pemerintah menyusun skema subsidi kedelai kepada pembuat tahu dan tempe dan batas maksimal harga kedelai bagi perajin tahu dan tempe.
Menurutnya, para pembuat setuju jika harga kedelai dipatok maksimal di kisaran Rp 9-10 ribu per kg, sedangkan harga kedelai saat ini sudah mencapai Rp 11-12 ribu per kg di tingkat perajin.