JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kementerian Pertanian bersama Dinas Pertanian di 14 Provinsi lokasi Pengembangan Kedelai Non APBN/KUR, memfasilitasi kegiatan penandatanganan MoU antara Perbankan Himbara dengan pihak perusahaan off taker sebagai langkah pemenuhan target pengembangan kedelai dengan dana KUR tahun 2022 di Solo pada hari Senin (14/2/2022).
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Tanaman Pangan mengatakan kondisi kedelai saat ini disebabkan juga kondisi perubahan iklim dunia yang mempengaruhi harga pasar internasional.
Memang kedelai saat ini terbatas kondisi produksinya, sehingga pemasukan kedelai asal luar negeri menjadi alternatif.
Yuris Tiyanto selaku Direktur Aneka Kacang dan Umbi, mengatakan Kementan sedang melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kedelai nasional, supaya petani kembali tertarik menanam kedelai.
Sebagai informasi tahun 2022 Kementerian Pertanian memfasilitasi pengembangan kedelai seluas 52 ribu ha, dengan anggaran yang terbatas ini diharapkan selebihnya bisa dengan peran berbagai pihak termasuk off taker.
‘’Negara-negara yang selama ini memasok kedelai ke Indonesia, seperti Brasil dan negara Amerika latin lainnya sedang mengalami anomali cuaca sehingga gagal panen. Kondisi itu diperparah oleh terjadinya inflasi di Amerika Serikat yang menyebabkan harga kedelai mengalami lonjakan.’’ ucap Yuris. (18/2/2022)
Salah satu strateginya adalah dengan menggandeng off taker sebagai avalis pembiayaan. Dengan menggandeng offtaker, maka dimungkinkan untuk menjadi penjamin untuk pembiayaan KUR.
"Kita akan tanam di sentra yang sudah ada, Kita harapkan produktivitas bisa ditingkatkan, selama ini kuncinya ada di ketersediaan benih. Dengan pengawalan ketat akan dilakukan tanam di lahan kering, sebagian tumpang sisip dengan jagung, tebu dan kelapa sawit sebelum 4 tahun.” tegas Yuris.
Lahan pertanaman kedelai tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Beberapa lahan tersebut akan berada antara lain di Provinsi Sulawesi Selatan, DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Lampung, Jambi dan Banten.
Pakar Pangan dari Universitas Brawijaya yaitu Sujarwo mendukung upaya kementan dalam meningkatkan produksi lokal untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional.
Terutama yang berkaitan dengan optimalisasi perwilayahan komoditas kedelai dan supporting sistemnya.