ITULAH risiko yang harus disandang Ngalimin (40) warga Gresik (Jatim). Karena demen banget menggoda Esti (30) istri tetangga, Kabul (33), selaku suaminya jadi kalap. Ngalimin dihajar sampai kepala benjol, telinga sobek dan motornya dirusak. Untung Ngalimin berhasil disembunyikan warga.
Istri cantik atau jelek sudah ada jatahnya masing-masing sesuai takdir yang digariskan Sang Pencipta. Boleh saja mendambakan istri secantik pemain sinetron sejuta episode, tapi jika jatahnya memang bini macam Limbuk atau Cangik, apa mau dikata?
Syukuri saja nikmat Allah itu, jangan sampai sudah menikah sama si A, tapi masih ngudak-udak si B tetangganya, padahal sudah jadi bini orang. Risikonya, kepala bisa tak muat peci maupun topi karena benjol dikemplang suaminya.
Lelaki tak pandai bersyukur itu di antaranya Ngalimin warga Wringin Anom Kabupaten Gresik. Meski sudah punya beberapa anak hasil perkawinannya dengan Jinem (35) jika melihat perempuan cantik matanya masih jelalatan, suka mencuri-curi pandang sambil membayangkan yang ngeres-ngeres di balik kamar. Tahu-tahu ukuran celananya berubah dengan sendirinya.
Jika sekedar mencermati dan mengagumi, itu masih aman. Tapi Ngalimin pengin pula bisa menggumuli. Misalnya si Esti istri Kabul tetangga sendiri. Perempuan ini memang cantik dan seksi, sehingga membikin Ngalimin kaya akan imajinasi. “Aku punya bini Esti, ibarat kata hanya saya suruh mamah karo mlumah.....”, begitu katanya.
Maksudnya, sang istri sehari-hari cuku makan dan melayani di ranjang. Itu saja!
Secara status sosial Ngalimin memang lebih mapan ketimbang Kabul. Tapi meski dia katakanlah lebih kaya, tapi kok bininya tak secantik Esti istri Kabul tersebut. Istri Ngalimin memang gemuk nyaris seperti wayang Limbuk. Tapi biar jelek, dia ini ngrejekeni. Sebab dia pandai mengelola pendapatan suami, ditambah punya sawah yang panen 2 kali dalam setahun.
Di sinilah Ngalimin tak pandai bersyukur di muka bumi. Andaikan barang atau kendaraan, mau rasanya dia tukar tambah dengan bininya Kabul ini. Rp5 juta, Rp10 juta, ayooo! Tapi karena istri adalah makhluk bernyawa tak mungkinlah dibuat tombokan macam barang. Walhasil Ngalimin hanya kucing nggondol sabun, kala menjing munggah mudun (baca: ngiler banget) manakala melihat Esti.
Tiap hari hanya menggagas bini orang, tak tahan juga. Kan kata Gubernur DKI perlu ada narasi, baru kemudian kerja, kerja, kerja! Karena itulah sekali waktu Ngalimin memberanikan diri menggoda Esti. “Kok jalan sendirian, mau saya temeni?” kata Ngalimin. Jawab Esti ternyata, “Boleh, tapi sekalian bawakan barang saya ini ya.”
Ngalimin dibikin KO, masak sebagai tokoh masyarakat di desanya kok dijadikan “kuli” oleh bini tetangga. Namun demikian dia tak juga kapok. Lain waktu terus menggoda dengan kata-kata nakal. Sampai kemudian sekali waktu pas Ngalimin menggoda Esti, terlihat oleh suaminya. Langsung saja Kabul mendekati Ngalimin yang tengah menyusun batu bata untuk merehab rumah. Ada luapan emosi di wajahnya.
“Ngapain godain bini gua?” kata Kabul yang rupanya pernah tinggal di Jakarta. Meski Ngalimin menjawab hanya bercanda, dia tak percaya. Langsung saja ada palu dekat pintu, disambar dan digetokkan ke kepala Ngalimin sampai benjol segede bakpao isi kacang ijo. Bukan itu saja, telinga penggoda bini orang ini digigitnya sampai dawir (sobek).