Duh Menyedihkan! Masalah Minyak Goreng Belum Usai, Pedagang Warteg Kini Tanggung Beban Kedelai Mahal

Sabtu, 12 Februari 2022 21:43 WIB

Share
Seorang ibu sedang membeli minyak goreng murah di minimarket. (ardhi)
Seorang ibu sedang membeli minyak goreng murah di minimarket. (ardhi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Terkait mahalnya minyak goreng di pasaran, pedagang Warung Tegal (Warteg) mengeluh soal masih langkanya minyak goreng di luar wilayah DKI Jakarta.

Para pedagang tersebut mesti kembali menanggung beban lantaran harga kedelai global diprediksi bakal mengalami kenaikan.

Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni mengatakan, untuk ketersediaan minyak goreng di Pasar Tradisional wilayah DKI Jakarta sudah cukup banyak.

Harga juga sudah sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp14 ribu per liter.

Namun, berbeda nasib dengan luar wilayah DKI Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Karawang, menurut Mukroni, minyak goreng masih jarang ditemukan. Pun harganya juga masih Rp20 ribu per liter.

"Kalau di Jakarta agak lumayan, tersedia. Tapi di daerah-daerah pinggiran seperti Bogor, Depok, Tangerang, itu agak susah.  Mohon pemerintah untuk meratakan (ketersediaan minyak goreng) ya jangan hanya mudah di Jakarta tapi di daerah lain susah," jelas Mukroni kepada wartawan, Sabtu (12/2/2022).

Lebih lanjut, masalah ketersediaan dan harga minyak goreng yang tak merata belum usai, Mukroni pun mengeluh ihwal rencana kenaikan harga kedelai di pasar internasional.

Sebab, dengan naiknya harga kedelai tersebut, turut mempengaruhi harga tempe dan tahu yang merupakan salah satu sajian khas Warteg.

Mukroni pun bingung menyiasati hal itu sebab, sulit rasanya menaikkan harga tempe dan tahu dalam kondisi daya beli masyarakat yang masih rendah lantaran perekonomian terdampak pandemi Covid-19 yang hingga kini mewabah.

"Terus kalau harga-harga naik kan kita mau menaikkan juga agak repot. Tapi kan itu pilihan terakhir, kalau harga naik ya pasti akan kita naikan harga tempenya atau paling kita kecilkan (ukuran tempe dan tahunya)," ucap Mukroni.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar