Oleh Tatang Suherman, Wartawan Poskota
DALAM film Dilan 1991, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berperan sebagai kepala sekolah. Keterlibatan Emil dalam film merupakan kali kesekian karena sebelumnya sudah sering terlibat dalam sejumlah film layar lebar.
Meski hanya hitungan menit, penampilan Gubernur Jawa Barat ini cukup memberi warna bagi sebuah film yang banyak diperankan oleh bintang bintang remaja, begitu pula digandrungi kalangan milenial.
Dalam kaitan Dilan, Kang Emil berperan sebagai guru. Dalam kisah nyata pun, Kang Emil sejatinya menjadi pendidik. Emil mulai dari masih menduduki jabatan Walikota, dan sekarang gubernur, berkeinginan menjadikan rakyat Jawa Barat cerdas dalam segala hal.
Yang paling getol dilakukan Emil adalah mengajak warganya untuk bertransformasi dari konvensional ke digital. Itu sebabnya, mimpi Kang Emil membentuk desa digital di mana masyarakat desanya melek internet terus diupayakan.
Sukses di Jabar, sangat wajar jika Kang Emil ingin Indonesia berkembang menjadi negara yang maju dalam teknologi digital. Indonesia sebagai pengguna internet ketiga di dunia yakni 212 juta lebih menjadi alasan bagi Kang Emil untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.
Di urutan pertama, ada Tiongkok dengan pengguna internet mencapai 989,08 juta jiwa. Sedangkan di urutan kedua, India dengan pengguna internset 755,82 juta jiwa.
Tidak salah kalau kemudian ada Lembaga Survei yang menempatkan Kang Emil di 5 besar setelah 1. Prabowo Subianto: 23,2%; 2. Ganjar Pranowo: 13,1%; 3. Anies Baswedan: 13,1%; 4. Ridwan Kamil: 5,8% dan 5. Sandiaga Uno: 5,5%.
Dengan alasan itu, di beberapa tempat di Jawa Barat mulai bermunculan spanduk besar "RK Presiden 2024-2029". Ada pula spanduk "Anies - RK, duet 2024-2029" dan spanduk lain yang tujuannya sama.
Di luar dua nama itu, banyak digadang-gadang pula Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Puan Maharani, Airlangga. Semua secara popularitas tentu cukup dikenal dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Semua memiliki pengikut fanatik masing-masing.
Yang dipertanyakan siapa yang akan dipilih rakyat setelah Jokowi lengser tiga tahun mendatang? Rakyat tentu akan lebih selektif memilih pemimpinnya. Pengalaman pada pemilu-pemilu lalu adalah "guru" terbaik. Jangan memilih kucing dalam karung. Mulai berpikir siapa yang paling cocok memimpin Indonesia setelah Jokowi nanti.