ADA satu ungkapan menarik dari Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto tentang ajakan menangani pandemi.
Persisnya demikian “Mari, sama – sama bergotong – royong mengatasi pandemi. Pemerintah dengan kebijakannya, masyarakat dengan disiplin prokesnya, pers dengan jurnalisme positifnya. Dengan itu, kita berharap bisa lolos dari dampak buruk gelombang tiga pandemi Covid-19.”
Seperti diberitakan media ini (poskota-poskota.co.id), ajakan Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar tersebut, disampaikan berkenaan dengan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tanggal 9 Februari.
Kita tahu, dalam dua tahun terakhir peringatan HPN diselenggarakan secara sederhana, namun tetap penuh makna, di tengah masih adanya pandemi Covid-19 yang menerpa negeri kita sejak 2 Maret 2020.
Terkait dengan kiprah pers, Airlangga sebagai ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) memuji peran pers yang telah memerangi hoax atau berita bohong selama pandemi.
Keberadaan produk-produk pers menyelamatkan masyarakat dari hoax terkait Covid-19. Pers secara langsung membantu menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.
“Saya mewakili seluruh jajaran Partai Golkar dan pihak yang menangani pandemi Covid-19, mengucapkan terima kasih kepada insan pers di seluruh Tanah Air,” tutur Airlangga kepada media, Rabu (9/2/2022).
Nah, kembali ke soal ajakan Airlangga untuk bergotong – royong menangani pandemi, tentunya patut diapresiasi. Mengingat, menangani pandemi tidak bisa ditangani sendiri oleh pemerintah tanpa dukungan semua pihak.
Meski pemerintah menelorkan segudang kebijakan untuk menekan penyebaran virus corona berikut varian barunya, seperti Delta, dan kini yang lagi merebak, varian Omicron, hasilnya kurang efektif, tanpa didukung publik.
Sebagus apapun kebijakan, akan terkendala dalam pelaksanaannya di lapangan, jika tidak dijalankan, kurang mendapat perhatian, apalagi sampai tidak dipatuhi masyarakat yang menjadi target dari kebijakan tersebut.
Boleh saja pejabat dan aparat tiada henti meminta agar warga yang bergejala Omicron melakukan isolasi mandiri di rumah, tetapi jika tidak sepenuhnya dijalankan karena berbagai alasan, hasilnya tidak maksimal. Kalau kemudian kebijakan ekstrem diterapkan, boleh jadi akan mendatangkan masalah baru, sementara yang lama tidak terselesaikan.