JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan, Indonesia menargetkan investasi sekitar Rp200-250 triliun pada forum trade, investment and industry working group (TIIWG) Presidensi G20 2022.
"Angka target investasi di TIIWG itu masih angka kasar, detailnya masih kami rumuskan, tapi paling tidak target investasinya di kisaran Rp200-250 triliun," ujar Bahlil Lahadalia, dalam Inagurasi TIIWG pada Selasa (8/2/2022).
Pada kesempatan tersebut, Bahlil menyatakan, posisi Indonesia pada Presidensi G20 harus dioptimalkan, khususnya dalam menarik investasi. Indonesia, mempunyai visi besar terkait dengan transformasi ekonomi.
Serta fokus pemerintah Indonesia dalam memanfaatkan momentum G20 adalah, mendorong adanya investasi yang berkelanjutan, investasi yang inklusif.
Indonesia, berada dalam posisi untuk bagaimana memainkan perannya untuk mendorong investasi, salah satunya adalah mendorong green energy. Indonesia mempunyai sumber daya alam (SDA) yang luar biasa dan dunia mengetahui itu.
“Sebagai contoh, dunia saat ini ingin meninggalkan bahan bakar fosil, dan akan masuk pada energi baru terbarukan. Termasuk mobil listrik,” jelas Bahlil.
“Satu-satunya negara di dunia sekarang yang sedang mendorong industri dari hulu ke hilir adalah Indonesia,” tambahnya.
“Tidak ada negara di dunia ini yang memulai membangun industri baterai cell dari tambang. Di Indonesia sekarang, industri baterai dilakukan dari hulu sampai hilir,” ungkapnya.
Pada Presidensi G20, Indonesia juga harus mendorong investasi yang ramah lingkungan dan berkeadilan. Investasi yang benar-benar bermanfaat bagi pengusaha yang ada di daerah. Harus ada keterlibatan UMIM.
"Jadi arahan Bapak Presiden kepada kami itu, investasi jangan hanya dilihat dari sisi nominal angka, jangan hanya dilihat dari negara mana yang masuk, tapi juga investasi yang berkeadilan yang dapat memberdayakan pengusaha daerah dan UMKM,” terangnya.
“Ini yang akan menjadi fokus kita agar kemudian dunia terutama Eropa itu mengetahui konsep besar dari investasi dari hulu dan hilir seperti yang dilakukan Indonesia," lanjut Bahlil.