Menyakiti tubuh buat modal menipu. (Ilust/poskota)

Sental-Sentil

Menyakiti Tubuh Buat Modal Menipu

Kamis 03 Feb 2022, 06:30 WIB

Jalan terpincang-pincang, ngesot, merangkak, itu pemandangan yang sering dilihat masyarakat di perempatan lampu merah atau dalam angkutan umum.

Siapa mereka? Oh, mereka itu adalah orang yang disebut penyandang masalah sosial. Bisa pengemis, atau bisa juga disebut penipu?

Kok, penipu? Ya, sebagian dari mereka keadaan tubuhnya sebenarnya tidak masalah, atau separah seperti yang kita lihat.

Boleh dibilang itu ‘cacat’ yang melekat di tubuh adalah bikinan, artinya sengaja dibuat sedemikian rupa, agar orang yang melihat merasa iba.

Seperti mau main drama, mereka dipermak wajah dan tubuh lainnya menjadi pincang,kaki hilang sebelah, tangan buntung, wajah penyok, korengan dan banyak lagi,membuat tubuh jadi rusak.

Mereka mengubah tubuh menjadi nggak utuh dengan dilakukan sendiri atau pertolongan orang lain yang bertindak sebagai dalang. Pokoknya mereka ahli make up yang bikin rusak penampilan.

Setelah mendapat riasan yang sempurna jelek, lalu menyebar menengadahkan tangan sambil mengucap kasihan Pak, Bu, dengan wajah memelas.  Minta belas kasihan orang, mengemis.

Apakah para pemain itu hanya meminta-minta? O, tidak Bung. Ada juga yang buat melakukan kejahatan.

Modus kaki pincang, luka arah dan pura-pura tertabrak kendaraan. Lalu mereka memeras pengendara yang dituduh menabrak.

Kasus yang baru saja terjadi viral di Jakarta Timur, seorang lelaki dengan terpincang-pincang mengaku tertabrak dan memaksa minta ganti rugi.

Tapi, untung orang yang dituduh  tahu kalau itu penipuan dan melapor pada petugas.

Bahwa sebenarnya ulah mereka, pengemis maupun penipu pura-pura jadi korban tabrak lari, sangat membahayakan bagi mereka sendiri dan masyarakat.

Orang yang pura-pura cacat meminta-minta di angkot dan kendaraan umum lain, itu ternyata jika ada operasi petugas Satpol PP misalnya, akan lari dengan cepat.

Lihat juga video “KPK Tetapkan Hakim PN Surabaya Sebagai Tersangka Suap”. (youtube/poskota tv)

Mereka lupa kalau lagi jadi orang cacat.

Nah, celakanya jika mereka berlari tanpa mengindahkan ada kendaraan melaju, atau ada juga yang rela terjun ke kali. Kalau itu kali airnya deras?

Paling bahaya buat korban pemerasan, diteriaki ‘maling!’ Inilah bentuk provokasi yang sangat keji, dan bisa menelan korban jika masyarakat nggak tahu menahu terpancing dan menganiaya korban? Celaka tiga belas kan? (massoes)

Tags:
Menyakiti Tubuh Buat Modal Menipupenipuancacat bikinan buat nipuSental-Sentil

Administrator

Reporter

Administrator

Editor