Dinas Pendidikan Harus Punya Sistem Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19

Kamis, 3 Februari 2022 07:04 WIB

Share
Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto
Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto meminta jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor membuat terobosan dan inovasi untuk memodifikasi sistem pendidikan dan pembelajaran di tengah gelombang ketiga pandemi Covid-19. 

“Dinas pendidikan jangan lagi gagap menghadapi pandemi gelombang ketiga ini. Harus memiliki sistem pendidikan dan pembelajaran yang bisa menyesuaikan situasi. Tidak menggantukan kepada sistem pembelajaran jarak jauh, sebab faktanya, tidak semua pelajar di Kabupaten Bogor ini tersentuh jaringan internet,” ujar Rudy Susmanto kepada Poskota, Rabu (2/2/2022) 

Menurut Rudy, investasi terbaik hari ini adalah investasi sumber daya manusia. Apalagi, lanjut Rudi, kondisi pandemi saat ini, kondisi perekonomian masyarakat tidak semua dalam kondisi baik, terutama untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang perguruan tinggi.

“Jika kita lihat selama tiga tahun ini, banyak anak-anak kita lulus SMP tahun 2020 awal masuk SMA awal 2022 tapi hanya mengikuti pembelajaran tatap muka dalam hitungan jari. Khawatirnya, trend Covid-19 makin meningkat, lulusan SMP masuk SMA dan berizasah, tapi mengikuti pendidikan hanya sampai SMP, karena orantuanya tidak bisa menguliahkan anaknya ke jenjang perguruan tinggi,” jelas Rudy.

Oleh sebab itu, kata Rudy, Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor harus punya pola dan sistem pembelajaran di tengah pandemi.

“Metodenya seperti apa, galang dan rangkul akademisi seperti IPB, ITB, Unhan dan LIPI buat kajian tentang metode terbaik pembelajaran di tengah pandemi seperti ini. Agar pola pembelajaran anak-anak kita ini punya konsep yang jelas, jangan sampai beberapa sekolah mengambil kebijakan masing-masing,” paparnya.

Hal tersebut diutarakan Rudy, setelah mendapati informasi di SMP 1 Cibinong, Kabupaten Bogor yang beberapa siswanya terkonfirmasi positip Covid-19 dan menutup sekolah. 

“Itu memang salah satu pencegahan, tetapi jika hal ini juga berlaku di seluruh Kabupaten Bogor, berarti pola pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Kami sudah ingatkan hal ini sejak tahun lalu kepada Dinas Pendidikan,” tandasnya.

Rudy mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Bogor memiliki program pembelajaran jarak jauh (PJJ), juga memiliki program Samisade (Satu Miliar Satu Desa) yang tidak hanya untuk kebutuhan infrastuktur di desa, tapi juga diizinkan untuk penyediaan fasilitas internet di tiap desa. 

“Juga ada bantuan-bantuan dari kementerian pendidikan dan pemerintah pusat yang memang belum bisa mengakomodir seluruh warga Kabupaten Bogor yang jumlahnya di atas lima juta jiwa. Jumlah pelajar juga sangat banyak apalagi dilihat dari letak geografis dan topografis, tidak semua daerahnya dataran. Jangan jauh-jauh, daerah Cisadon atau Sentul naik ke atas disana sinyal handphone itu tidak ada, apalagi akses internet. Makanya harus ada pola baru dalam pembelajaran, syukur-syukur Kabupaten Bogor menjadi pelopor untuk wilayah lainnya,” pungkasnya. 

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar