ADVERTISEMENT

Pelaksanaan Ibadah Imlek di Vihara Amurva Bhumi, Pengelola Panjatkan Doa untuk Kerukunan Beragama

Selasa, 1 Februari 2022 16:18 WIB

Share
Salah satu jemaat Vihara Amurva Bhumi Jatinegara, Jakarta Timur, sedang beribadah dalam perayaan Imlek 2022, Selasa (1/2/2022) . (foto: poskota/ ardhi)
Salah satu jemaat Vihara Amurva Bhumi Jatinegara, Jakarta Timur, sedang beribadah dalam perayaan Imlek 2022, Selasa (1/2/2022) . (foto: poskota/ ardhi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kerukunan umat beragama termasuk satu doa yang dipanjatkan jemaat Vihara Amurva Bhumi, Jatinegara, Jakarta Timur pada perayaan Imlek 2573 Kongzili. 

Salah satu pengurus Vihara Amurva Bhumi, Andreas (76), menyampaikan pihaknya berharap pada tahun shio Macan Air ini tak ada oknum yang merusak kerukunan umat beragama di Indonesia. 

"Sesuai ajaran agama yang kita anut, bahwa toleransi itulah yang memperkuat persatuan. Tanpa toleransi, persatuan kita akan pecah, kita akan dikoyak-koyak," ucap Andreas kepada wartawan saat ditemui di Vihara Amurva Bhumi, Selasa (1/2/2022).

Dia memberi contoh, keberadaan Vihara Amurva Bhumi di Jalan Pasar Lama yang berlokasi di tengah Pasar Mester, di mana para pedagang sekitar Vihara tak hanya dari satu suku dan satu agama.

 

Tapi selama ini jemaat Vihara Amurva Bhumi tetap bisa datang melakukan ibadah tanpa terkendala, alasannya karena toleransi antara pengurus vihara dan pedagang di sekitar lokasi terjaga.

"Pekerja yang mengurus di vihara ini juga macam-macam. Ada yang Islam, ada yang Kristen. Karena kita saling menghargai misal di hari Jumat, umat Islam kita anjurkan untuk Jumatan," terangnya.

Andreas optimis kerukunan umat beragama di Indonesia dari tahun ke tahun membaik sebab sejak lama Indonesia menjadi contoh negara di dunia dalam hal bertoleransi beragama. 

Menurut dia, bila ada segelintir orang yang mengaku beragama tapi justru merusak kerukunan umat beragama maka maka hal tersebut merupakan oknum, bukan mewakili satu kepercayaan agama.

"Karena kebersamaan itulah yang memperkuat kemajemukan negara. Tanpa toleransi satu sama lain ya jadinya bagaimana. Apalagi faktanya Indonesia itu namanya cukup baik di negara-negara lain," jelasnya. (Ardhi) 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT