Spyware Israel Digunakan Untuk Meretas Aktivis HAM

Jumat 28 Jan 2022, 20:03 WIB
Spyware Pegasus (Sumber: Pars Today)

Spyware Pegasus (Sumber: Pars Today)

POSKOTA.CO.ID - Perangkat mata-mata atau spyware yang dikembangkan perusahaan teknologi Israel digunakan untuk meretas ponsel anggota staf senior Human Rights Watch (HRW).

Spyware itu secara jahat digunakan untuk menargetkan para aktivis, jurnalis, dan orang-orang lain yang diinginkan menurut Amerika Serikat.

HRW dalam pernyataan pada Rabu (26/1/2022) menyebutkan spyware dari NSO Group Technologies. Demikian dilansir dari VOA Indonesia.

Perusahaan Israel yang menurut AS telah membantu pemerintah otoriter melakukan pelanggaran hak asasi manusia, digunakan untuk menarget direktur regional kantornya yang berbasis di Lebanon.

Direktur Lama Fakih mengawasi penanganan krisis organisasi itu di beberapa negara. Termasuk Suriah, Israel, Afghanistan Myanmar, Ethiopia, dan HRW Amerika mengatakan ponselnya diretas lima kali tahun lalu.

Pekerjaan Lama Fakih termasuk mendokumentasikan dan mengungkap pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan internasional yang serius selama konflik bersenjata, bencana kemanusiaan, dan kerusuhan sosial atau politik yang parah.

“Pekerjaan ini mungkin telah menarik perhatian berbagai pemerintah. Termasuk beberapa yang diduga klien NSO,” kata HRW.

Lama Fakih mengatakan teleponnya diretas ketika dia memantau liputan HRW tentang pertempuran antara Israel dan Hamas di Gaza dan penyelidikan ledakan mematikan di pelabuhan Beirut pada 2020.

Namun  dia menerangkan tidak ada cara untuk menentukan apakah peretasan itu terkait dengan pekerjaannya.

NSO belum menanggapi langsung tuduhan peretasan HRW. Tetapi NSO menyerukan struktur peraturan internasional untuk alat intelijen siber.

Pernyataan NSO juga mengatakan setiap himbauan untuk menangguhkan teknologi sampai struktur dibentuk hanya akan membantu penjahat menghindari bentuk pengawasan lainnya.

AS melarang NSO memperoleh akses teknologi Amerika tahun lalu setelah menuduh alat perusahaan telah digunakan pemerintah-pemerintah yang represif. Raksasa teknologi AS Apple dan Facebook telah menggugat NSO sebagai tanggapan atas peretasan terhadap produk mereka.

Departemen Luar Negeri dan Keuangan diminta sekelompok anggota legislatif AS pada bulan lalu untuk memberikan sanksi kepada empat perusahaan asing. Termasuk NSO yang terkenal dengan spyware Pegasus. ***

Berita Terkait
News Update