ADVERTISEMENT

Maraknya Aksi Bunuh Diri Melompat dari Ketinggian, Ini Tanggapan Ahli Psikologi Forensik

Jumat, 28 Januari 2022 21:02 WIB

Share
Psikolog Forensik, Reza Indragiri Amriel. (Foto/Diolah dari Google)
Psikolog Forensik, Reza Indragiri Amriel. (Foto/Diolah dari Google)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Maraknya kasus bunuh diri ditanggapi Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel.

Ia menyikapi aksi bunuh diri yang dilakukan dengan cara melompat dari ketinggian yang belakangan ini terjadi sempat menjadi perbincangan publik.

Menurut dia, metode bunuh diri dengan cara melompat dari ketinggian dipilih oleh pelaku, sebab akses dan instrumen bunuh diri tersebut paling mudah untuk diperoleh.

"Perihal mengapa orang memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari ketinggian, menyayat organ vital dengan benda tajam, atau menenggak racun itu dipilih karena akses dan instrumennya paling mudah untuk diperoleh," ujar Reza kepada Poskota.co.id saat dihubungi, Jum'at (28/1/2022).

Selain itu, Reza juga menjelaskan bahwa pelaku bunuh diri yang paling rentan adalah kaum Adam kendati terdapat data yang menyebut bahwa perempuan lebih rentan terkena depresi.

"Perempuam juga lebih banyak melakukan percobaan bunuh diri. Tetapi, yang akhirnya benar-benar melakukan aksi bunuh diri itu lebih banyak ditemukan kasusnya pada lelaki," ucapnya.

"Salah satu penjelasannya adalah, lelaki yang berpikiran tentang mengakhiri hidupnya ternyata memang memilii niat yang jauh lebih tinggi untuk benar-benar melalukan aksi bunuh diri," tukasnya.

"Namun, kembali lagi pada soal metode bunuh diri yang baru saja disebutkan, metode itu cenderung dipilih karena cara, alat, dan aksesnya mudah diperoleh," tambah Reza.

Sekadar informasi, Seorang pria di Penjaringan Jakarta Utara, berinisial S (60), mengakhiri hidupnya sendiri dengan menyayatkan pisau pada bagian leher tepat di depan istrinya sendiri.

S melakukan itu lantaran sudah sangat depresi karena tak kuasa menahan derita dengan mengidap penyakit komplikasi gula darah selama 2 tahun.

Menurut pengakuan sang istri, S, sebelummya berkali-kali melakukan percobaan bunuh diri hingga akhirnya benar-benar nekat melakukan aksi melawan takdir tersebut.

Adapun kasus bunuh diri lainnya terjadi pada hari Minggu (23/1/2022) lalu, di mana seorang pemuda berinisial FKF (26) tewas mengenaskan setelah melompat dari lantai 5 gedung kosong yang berada di Jalan Danau Sunter Selatan Blok I RT 13/ RW 16, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Berdasarkan keterangan warga sekitar, sebelum nekat melompat, FKF sempat terlihat berswafoto di dalam gedung. (cr10)


 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT