MAU ngetop, viral jadi pembicaraan orang banyak? Atau sekaligus kepingin merasakan dinginnya penjara? Gampang kok, ngomong saja yang keras, ngatain orang dengan kata kasar. Misalnya, hey lo tinggal di mana? Oh, itu mah daerah atau tempat jin buang anak. Tempat genderuwo. Memang lo betah tinggal di hutan berpenghuni monyet kayak gitu?
Jika si orang yang dihujat diam, nggak mau membalas, maka orang lain,warga lainlah yang bakalan berang. Lalu berpanjang-panjanglah itu menjadi polemik. Bisa jadi, orang yang merasa nggak puas karena hinaan itu menyangkut bukan saja harga diri tapi juga sudah melebar ke wilayah budaya,adat istiadat dst, maka mereka akan membawa kasus tersebut ke ranah hukum.
Begitu kan. Sekarang kayaknya banyak tuh orang yang tiba-tiba muncul berkoar. Entah datang dari kubu mana,kok dengan seenaknya memaki-maki orang lain. Celakanya, itu yang dimaki bukan sembarang orang, tapi pejabat tinggi.
Malah saking kebablasannya ngomong, karena remnya blong, apalagi ketika kawan-kawannya atau mungkin pengikutnya pada mendukung, lupa bahwa yang diucapkan itu sangat menyinggung orang banyak.
Mengapa, ada sebagian orang yang nggak sadar ya, bahwa kata-kata itu sangat tajam, lebih tajam dari pedang, itu kata pepatah. Dan oleh sebab itu, jika kata-kata yang kasar,atau berbau fitnah sangat tak baik jika dilontarkan pada orang lain. Itu menyakitkan. Kata orang bijak, sakitnya luka di badan banyaklah obatnya. Tapi, kalau sakit di hati, kemana obat dicari?
Ya, maka urusannya adalah saling lontar ejekan. Misalnya dalam politik, kalau kebetulan lawan politiknya saat ini sedang berkuasa, maka mereka akan menghujat.
Orang membangun gedung ini itu, bikin proyek, bikin acara, pokoknya nggak ada yang benar, jelek semua! Gagal total. Itu lokasi becek,masih banyak lumpur, ada lobang sampai bikin gue kejeblos? Bikin resapan kok, malah jadi banjir!
Gampang kan kalau ngatain atau nyinyirin orang lain? Tapi, ya tadi, kalau masih dalam batas wajar, nggak apa-apa. Tapi, jika sudah menjurus dan menyinggung SARA , maka bakalan menuai masalah yang serius dan berkepanjangan. Bukan saja hukum bertindak, tapi jika masyarakat yang marah, dan amarahnya tak terbendung, panjanglah urusannya.
Tinggal pilih mau bicara, mengkritik baik-baik atau sebaliknya silakan. Ingat, kata peribahasa juga yang berbunyi; Mulutmu harimaumu! - massoes