"(Anaknya) dia polos artinya mau bermain dengan siapapun, istilahnya kayak Mabar (main bareng) mobile legend, soalnya kami nggak mau ngurusin kehidupan orang lain (termasuk pelaku) kami tidak berani (berikan penjelasan) biarkan aparat yang bergerak, bahwa adik kami jadi tindak sodomi sebelum ada statement," ucapnya.
Diungkapkannya, korban maupun terduga pelaku TE, merupakan seorang teman di waktu duduk di SD namun beda tingkat.
"Kalau masalah itu saya dengar cerita bahwa adik saya dengan pelaku ini dulu teman SD, tapi beda, dalam artian si pelaku ini tinggal kelas, jadi ketemu baru di atas kelas 4, sampai kelas 6," bebernya.
Hingga kasus yang telah berjalan selama satu pekan ini, dikatakan Ahmad Nashir, ia juga belum pernah mendengar perselisihan antar korban dan terduga pelaku TE.
"Kalau untuk perselisihan adik saya polos," bebernya.
Kini ia tengah menunggu hasil dari otopsi yang telah dilakukan oleh tim forensik mabes polri, Selasa (25/01/2022) pagi tadi.
"Hasil otopsi kami nggak berani minta, biasanya 2 kali dalan 24 jam (hasil otopsi)," paparnya.
Sebelumnya diketahui, peristiwa tersebut terjadi di Jalan Swadaya 3 Jatiwaringin pondok gede Bekasi, dialam toilet rumah saksi MG (13), sekitar pukul 10.30 WIB.
Pertama ditemukan, korban oleh saksi, Ketika MG (13) hendak buang air kecil dirumahnya.
Adapun saat itu, MG melihat dikamar mandi AY ditemukan nampak seperti tengah bersujud, dan kondisi tangan dan kaki terikat.
MG yang saat itu belum memastikan apakah AY sudah meninggal atau belum, melontarkan ke TE agar segera melepas tali dari korban.
"Nah pas beberapa lama, saya mau ke kamar mandi tuh, keadaannya udah diikat kaki sama tangan ke belakang posisinya sujud korbannya, Abis itu saya suruh TE lepasin "TE lepas kasian" terus pas saya lihat lagi mulutnya udah ketutup pakai isolasi warna hitam," ungkap MG kepada wartawan, Senin (24/01/2022) kemarin.