Gempuran operasi pasar hendaknya tidak dilakukan untuk mengendalikan harga yang terjadi saat ini, tetapi hingga dua bulan ke depan, jelang Puasa. Ini untuk memastikan bahwa ketersediaan sembako cukup melimpah dengan harga murah.
Menciptakan ketenangan patut menjadi prioritas guna mencegah panic buying yang lazimnya terjadi menjelang bulan Puasa.
Kita tahu, panic buying menggeliat begitu ketersediaan sembako menipis, sementara permintaan melonjak, ditambah lagi harga mulai merangkak.
Dan, secara psikologis, kepanikan di satu tempat akan segera menyebar ke tempat lain, meski di tempat lain stok barang dimaksud sangat melimpah, tetapi karena sudah terlanjur dihantui rasa cemas maka aksi borong berlebihan terjadi juga, hingga merata ke semua wilayah.
Situasi bertambah rumit, jika dibumbui isu hilangnya stok, keterlambatan distribusi akibat cuaca dan kenaikan harga akibat ulah spekulan .
Perlu antisipasi sejak awal guna mencegah panic buying. Yang dilakukan cukup sederhana, asal ada komitmen semua pihak yang terkait, mulai dari hulu hingga hilir.
Di antaranya memperkuat stok secara merata di semua wilayah, utamanya komoditas pangan yang banyak dibutuhkan jelang Puasa dan Lebaran seperti gula pasir, tepung terigu, telur, minyak goreng, tak terkecuali beras, susu dan daging. Kelancaran dan pemerataan distribusi terjaga, tidak telat, meski cuaca buruk.
Semoga (Jokles)