'Bapak Air', Pangkostrad Maruli serta Pengakuan Doni Monardo: Nonton Liverpool <i>(III)</i>

Minggu 23 Jan 2022, 00:06 WIB
Pangkostrad Mayjen TNI Maruli Simanjuntak (mengacungkan jempol) bersama Ketua Yayasan Kita Jaga Alam sekaligus wartawan senior, Egy Massadiah. (foto: dok. pribadi)

Pangkostrad Mayjen TNI Maruli Simanjuntak (mengacungkan jempol) bersama Ketua Yayasan Kita Jaga Alam sekaligus wartawan senior, Egy Massadiah. (foto: dok. pribadi)

Ia dikenal sebagai “bapak air”. Mengapa? Karena bukan cuma satu-dua sumur ia bikin. Tak kurang 150 titik sumur sudah ia bangun di teritori binaannya yang terkenal sulit mendapatkan air bersih. Setidaknya ada 200 ribu penduduk yang sudah merasakan program "Bapak Air". Itu data yang saya catat per tahun 2021. Bisa jadi, jumlahnya lebih besar saat ia mengakhiri tugas.

Bahkan ada kelakar di tengah masyarakat, khususnya di wilayah NTT, bahwa “sapi dan kuda saling melirik jika melihat Maruli lewat. Sapi dan kuda pun tahu, jika Maruli datang, itu artinya air sudah dekat.”

Bersamaan dengan pembuatan sumur, Maruli juga menyentuh sektor ekonomi, khususnya peternakan dan pertanian. Adrenalin kepedulian alam, lingkungan Maruli mengikuti  seniornya Doni Monardo, sama sama cinta pohon.

Bersambung...

Artikel ini merupakan sambungan dari artikel berjudul: 'Bapak Air', Pangkostrad Maruli serta Pengakuan Doni Monardo: Awalnya Aju (II)

Cerita selanjutnya klik: 'Bapak Air', Pangkostrad Maruli serta Pengakuan Doni Monardo: Bina Bonek (Habis)

Penulis adalah Egy Massadiah, Ketua Yayasan Kita Jaga Alam dan juga wartawan senior.

Berita Terkait

News Update