Kemudian, Airlangga dianggap memiliki kinerja yang terukur, pengalaman mumpuni, sehingga sangat berpotensi untuk dipilih publik.
Namun bagaimana pun hasilnya pada tiga tahun mendatang, semua bergantung pada pilihan rakyat.
Bagi Airlangga sendiri, PR-nya harus menyelesaikan beban politiknya menjadi seorang ketua parpol jika ingin maju menjadi capres 2024.
Mau tidak mau, Airlangga harus menghindari pemilihan dari hasil pencitraan.
Kesempatan bagi Airlangga untuk maju, yakni lebih baik realistis turun ke masyarakat.
Hal ini akan lebih baik dari pada pencitraan.
Oleh karena itu, mari kita lihat dan amati gerak Bos Golkar ini. (***)