ADVERTISEMENT

Eksponen 98 Bangun dari 'Tidur Panjang' Komentari Aksi Ubedilah Badrun yang Laporkan Gibran dan Kaesang ke KPK

Sabtu, 15 Januari 2022 12:45 WIB

Share
Direktur Eksekutif Puspol Indonesia, Ubedilah Badrun.  (foto: ist)
Direktur Eksekutif Puspol Indonesia, Ubedilah Badrun.  (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Langkah Ubedilah Badrun, aktivis 98 yang juga dosen Universitas Jakarta (UNJ), melaporkan Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ke KPK pada 10 Januari 2022 lalu membuat eksponen aktivis 98 yang lain bangun dari  'tidur panjang'.

Eksponen 98 saat ini memang terbelah menjadi tiga kubu. Yakni kubu  oposisi seperti Ubedillah, kubu pendukung pemerintahan Jokowi, dan yang memilih untuk menjauh dari hingar bingar politik.

Aktivis 98 pendukung Presiden Jokowi yang tergabung dalam Barikade 98 langsung bangun dari 'tidur panjang' dengan mengeritik dosen UNJ itu.

"Saran saya, kalau mau jadi pahlawan janganlah pahlawan kesiangan. Pahami dulu regulasi dan aturan, kemudian investigasi, baru buat laporan dan publikasi,” ujar Sekretaris Jenderal Barikade 98, Arif Rahman, dalam jumpa pers yang digelar Aktivis 98 Lintas Organ di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (14/1/2022).

Mereka yang hadir berasal dari sejumlah universitas yang saat Peristiwa 1998 menjadi pengurus Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ) kampusnya masing-masing, dan Ormas. 

Mereka ikut terlibat dalam Peristiwa 1998 yang berujung pada lengsernya Presiden Soeharto, yang menandai berakhirnya rezim Orde Baru,

Dalam konferensi pers itu, eksponen yang hadir di antaranya berasal dari UNJ-FKSMJ, Universitas 17 Agustus (Untag)-FKSMJ, FKSMJ-Unsyat, Universitas YARSI-FKSMJ,  FKSMJ-Budi Luhur, Forkot (Forum Kota), Front Jakarta (FrontJak), dan FKSMJ-USNI.

Yusuf Blegur dari Untag-FKSMJ mengatakan, apa yang dilakukan Ubedilah sebetulnya merupakan hal yang biasa, karena banyak orang yang juga melaporkan orang lain.

“Tapi menjadi luar biasa karena yang dilaporkan adalah dua anak presiden, dan itu mengejutkan. Karena selain melanggar tabu, dibutuhkan keberanian untuk melakukan itu,” katanya.

Sementara Indra dari Universitas YARSI-FKSMJ meyakini bahwa tindakan Ubedilah bukanlah tindakan seorang pahlawan kesiangan atau orang yang dibayar pihak tertentu untuk melakukan hal tersebut sebagaimana tuduhan yang kini muncul.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT