NFT Berisiko! Simak Tips Berikut Agar Terhindar dari Kerugian

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tren transaksi digital NFT saat ini sedang melejit. Masyarakat urban benar-benar merasakan efek dari teknologi yang kian berkembang signifikan. NFT merupakan singkatan dari Non Fungible Token. Ia adalah aset digital yang dapat mewakili sesuatu di dunia nyata.

Cara kerja NFT dilakukan secara online dengan memanfaatkan kripto sebagai mata uang untuk transasksi jual-beli. Adapun yang termasuk objek jual-beli NFT adalah seni musik, swafoto, seni lukis, musik, game, dan video.

NFT memiliki blockchain yang mencatat data transaksi tentang siapa penciptanya, riwayat kepemilikan, dan harga. Sebagai sebuah aset yang sedang populer di kalangan masyarakat dunia, NFT memang menawarkan manfaat yang menguntungkan.

Khusus bagi para content creator, kehadiran NFT adalah ladang subur untuk mempromosikan karya-karya mereka. Para content creator sangat mungkin memiliki persentase dari setiap aset NFT yang terjual.

Salah satu bukti keuntungan yang diberikan NFT adalah Ghozali. Pria 22 tahun ini mendadak jadi miliarder lantaran menjual swafoto dirinya di NFT setiap hari. Bahkan, harga satu fotonya di NFT nyaris mencapai 45 juta.

Melihat kondisi perkembangan teknologi ini, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi buka bicara. Menurut dia, meningkatnya minat masyarakat terhadap aset kripto dapat menopang popularitas NFT.

Menurutnya, prospek perkembangan NFT ke depannya akan semakin baik seiring dengan akselerasi perkembangan teknologi.

Ibrahim pun mengingatkan kepada pemerintah untuk mengembangkan pasar NFT di Indonesia, pemerintah dan otoritas terkait harus mendukung alih teknologi yang diperlukan.

Namun, perlu diingat oleh para pelaku aset digital ini aset NFT ini juga berisiko. Siapa pun yang ingin berinvestasi di NFT disarankan untuk mempelajari lagi dengan baik.

Hal-hal yang tak boleh luput dari pengguna adalah pemahaman NFT, transaksi jual-beli, risiko, dan kemungkinan lain yang dapat mempengaruhi nilai NFT.