"Saat ini pemerintah telah membuka kesempatan untuk 'merdeka belajar', sementara pendidikan tinggi dituntut untuk responsif dan bijak dalam penerapannya," ujar Wapres.
Tantangan keempat, tutur Wapres, adalah bagaimana mengimplementasikan iptek sesuai konteks dan kearifan lokal. Seperti halnya STAIS Syaichona Moh. Cholil yang terlahir dari lingkungan pondok pesantren.
Terakhir, Wapres menyebutkan bahwa tantangan kelima pendidikan tinggi dalam mewujudkan generasi emas berkarakter dan berwawasan global, adalah bagaimana memperluas jejaring kerja sama, baik dengan pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi profesi dan kemasyarakatan, dunia usaha dan industri, hingga media, baik di dalam maupun di luar negeri.
Sebelumnya, Ketua STAIS Syaichona Moh. Cholil, RKH Moh. Nasih Aschal melaporkan bahwa STAIS Syaichona Moh. Cholil mewisudawan STAIS sebanyak 175 mahasiswa.
"Terdiri dari 40 wisudawan Program Studi Bahasa Arab (PBA), 100 wisudawan Program Studi Ekonomi Syariah (ESy) dan 35 wisudawan Program Studi Hukum Pidana Islam (HPI)," urainya.
Tampak hadir dalam acara ini Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin
Imron, Ketua dan Jajaran Pengurus Yayasan Ma’arif Syaichona Moh. Cholil, serta segenap sivitas akademika STAIS Syaichona Moh. Cholil beserta wisudawan dan wisudawati angkatan ke-10. (johara)