Kasus bukan saja menyerang secara pribadi tapi jauh melebar ke kelompok.
Sampai kadang kebablasan karena menyinggung sara.
Belakangan lagi ramai karena ada yang terpeleset bicara yang dianggap menista agam.
Walau pun si ’tertuduh’ mencoba membela diri dan meluruskan.
Bahwa tidak ada maksud untuk menodai agama tertentu. Berulang kali dia meyakinkan.
Malah, masa iya sih, saya kan mualaf masa menista agama sendiri?
Jadi apa yang diucapkan hanya sebagai bentuk imajiner antara batinnya yang sedang bergejolak.
Bahkan banyak juga yang membela, bahwa apa yang diucapkannya itu tidaklah ada maksud atau sengaja menista.
Para pembela juga mengatakan yang bersangkutan adalah mualaf.
Nah dalam politik, orang bisa melayangkan kata-kata atau ktritikan apa saja pada lawan politiknya.
Pokoknya kalau bicara dan mengkritik , jangankan yang jelek, yang bagus saja bisa dibilang amburadul !
Jadi, ya itulah politik, silakan saja saling ‘menghujat’.