Kerja di Jakarta Dapat Istri Mau Dipoligami Bini Tak Sudi

Minggu 09 Jan 2022, 07:30 WIB
Kerja di Jakarta dapat istri, mau dipoligami bini tak sudi. (Ilust/poskota)

Kerja di Jakarta dapat istri, mau dipoligami bini tak sudi. (Ilust/poskota)

Tapi karena ekonomi tak semakin baik meski anak sudah dua, Sukir tinggalkan Sukoharjo dan mencari kerja di Jakarta.

Sayangnya gaji hanya pas- pasan, sehingga keluarga tetap di Sukoharjo. Sebulan sekali dia pulang kampung dalam rangka setor benggol dan bonggol.

Lama-lama Sukir merasa hidup begini tidak praktis amat, tiap bulan harus naik KA Senja Utama atau bis Rosalia Indah.

Maka ketika di Cawang dapat kenalan janda Haryanti, 40, langsung dikawini diam-diam secara siri.

Sejak itu Sukir tak harus pulang ke Sukoharjo sebulan sekali, sebab di Jakarta juga sudah punya “sangkar” sendiri meski belum resmi kawin KUA.

Kebahagiaan punya “sangkar” baru tak berlangsung lama, karena tempat kerjanya terdampak Covid-19.

Sukir yang terkena PHK akhirnya pulang kampung. Bukan ke Bendosari, tapi ke Kecamatan Sukoharjo tempat istri sirinya.

Nah, untuk menjaga kecurigaan warga, Sukir minta pada Wanti agar bisa menikah lagi.

Tapi rupanya istri perdana menolak dengan alasan, bini satu saja hidupnya sungsang sumbel, kok gaya- gayaan mau poligami segala.

Kembali ke Sukoharjo tak bisa ditawar, sedangkan Haryanti juga menuntut nikah resmi.

Lalu ada teman yang siap membantu, dicarikan surat nikah dari KUA Plosoklaten, Kediri.

Dengan uang Rp 2,5 juta resmilah pasangan Sukir-Haryati dengan surat nikah aspal tersebut.
Kaget juga Wanti atas pernikahan suami meski tanpa seizin dirinya.

Berita Terkait

News Update