ADVERTISEMENT
Minggu, 9 Januari 2022 07:30 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Lelaki asal Sragen (Jateng) ini menikah dengan Wanti tahun 1989 dan menetap di rumah istri di Bendosari.
Tapi karena ekonomi tak semakin baik meski anak sudah dua, Sukir tinggalkan Sukoharjo dan mencari kerja di Jakarta.
Sayangnya gaji hanya pas- pasan, sehingga keluarga tetap di Sukoharjo. Sebulan sekali dia pulang kampung dalam rangka setor benggol dan bonggol.
Lama-lama Sukir merasa hidup begini tidak praktis amat, tiap bulan harus naik KA Senja Utama atau bis Rosalia Indah.
Maka ketika di Cawang dapat kenalan janda Haryanti, 40, langsung dikawini diam-diam secara siri.
Sejak itu Sukir tak harus pulang ke Sukoharjo sebulan sekali, sebab di Jakarta juga sudah punya “sangkar” sendiri meski belum resmi kawin KUA.
Kebahagiaan punya “sangkar” baru tak berlangsung lama, karena tempat kerjanya terdampak Covid-19.
Sukir yang terkena PHK akhirnya pulang kampung. Bukan ke Bendosari, tapi ke Kecamatan Sukoharjo tempat istri sirinya.
Nah, untuk menjaga kecurigaan warga, Sukir minta pada Wanti agar bisa menikah lagi.
Tapi rupanya istri perdana menolak dengan alasan, bini satu saja hidupnya sungsang sumbel, kok gaya- gayaan mau poligami segala.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT