“KAKEK, cucu ingin tahun ini lebih baik. Lebih berprestasi di sekolah” kata sang cucu kepada kakeknya.
“Wah bagus itu cucuku. Itu keinginan mulia. Tapi ingat cucuku keinginan kamu, cita – cita kamu jangan hanya terhenti pada ucapan,” kata kakek.
“Maksud kakek?”
Kakek pun menjelaskan segala keinginan dan cita – cita wajib dibarengi dengan upaya yang secara terus menerus dilakukan melalui perbuatan. Kalau kita punya keinginan, tetapi cuma diucapkan, digembar – gemborkan, dideklarasikan, ya percuma saja.
Itu namanya tidak satunya kata dengan perbuatan. Bilangnya ingin jadi juara kelas, tetapi sering bolos, tidak pernah belajar dengan baik. Bilangnya ingin lebih disiplin berangkat sekolah, tetapi sering bangun kesiangan.
Begitu juga kalau ingin lebih baik, ya hindari perbuatan buruk. Buruk menurut orang lain, bukan buruk menurut diri sendiri.
Cucu: Oh iya.. ya kek.. cucu paham. Berarti nggak cuma omong doang
Kakek: Persis... jangan cuma omdo.
Yah, tak bisa dipungkiri menghadapi tahun 2022 ini, tak sedikit yang telah membuat resolusi. Ada yang terucap, tercatat rapi, terplaning secara rinci maupun sebatas dalam hati bahwa tahun 2022 ini harus lebih baik dari tahun sebelumnya.
Harus lebih maju, lebih berkembang, lebih mudah mendapatkan uang, lebih sukses dan segala lebih yang lainnya. Tentunya yang baik – baik, bukan yang buruk.
Siapa saja boleh berharap sederet prestasi, segudang obsesi, bahkan bermimpi menjadi orang terhebat di bumi kita ini . Itu sah – sah saja tidak dilarang, malah dengan obsesi yang tinggi dapat memacu motivasi dalam berkreasi dan berinovasi guna meraih prestasi.