Dodo menambahkan, panitia mencoba meminimalisasi barang bukti pungli dengan tidak memberikan bukti serah terima berkas dan kuitansi yang memuat nominal uang yang diserahkan warga peserta Program PTSL saat mendaftar.
"Ini, kan, artinya disistematiskan, dimasifkan, distrukturkan dari tingkat RT, RW, desa, sampai BPN (Badan Pertanahan Nasional)," ucapnya.
Baginya, penyimpangan itu tidak bisa dibenarkan. Pangkalnya, Program PTSL yang dicetuskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) guna membantu masyarakat bawah yang selama ini kerap mengalami kesulitan dalam proses sertifikasi tanahnya.
"Mereka [masyarakat, red] disubsidi supaya punya [sertifikat tanah] karena ada mafia tanah yang sudah mengakar," terangnya.
Di sisi lain, belum semua warga peserta Program PTSL belum mendapatkan sertifikat tanah.
Beberapa di antara mereka telah mendatangi ke panitia hingga BPN, tetapi justru tidak mendapatkan kejelasan.
"Bukti serah terima enggak ada, terus punya apa. Masalahnya, surat-surat yang diserahlan hilang, terus bagaiman mengurusnya? Siapa yang harus tanggung jawab. Mereka malah dimintain uang lagi. Gila!" geramnya.
Meskipun demikian, Dodo menyatakan, Tim Saber Pungli Bojonggede untuk sementara fokus menyelesaikan Program PTSL agar warga segera dapat haknya.
Pada saat yang sama, memperluas wilayah advokasi ke Desa Susukan, Desa Waringin Jaya, dan Desa Cimanggis, Kecamatan Bojonggede.
"Kalau urusan PTSL sudah selesai, baru kita kejar punglinya," ujarnya. "Enggak ada cerita [uang warga tak dikembalikan karena] uangnya sudah dikasih di awal. Kalau duitnya sudah jadi rumah, jadi mobil, jadi sawah, jual. Balikin uangnya kepada masyarakat."
Langkah ini diutamakan lantaran Panitia Program PTSL Desa Bojonggede ingkar janji. Tidak merealisasikan komitmennya untuk menyerahkan sertifikat tanah hingga akhir 2021.
"Sesuai janji mereka ke kami sebelumnya, seharusnya setelat-telatnya sertifikat diserahkan akhir tahun. Namun, sampai malam ini tidak ada tanda-tandanya. Masa kasus ini harus kita viralkan dahulu supaya mereka serius menjalankan kewajibannya?" tandas Dodo. (jehan)