POSKOTA.CO.ID - Kabar duka kembali menyelimuti dunia sepakbola Tanah Air. Kali ini seorang supporter di Pemalang, Jawa Tengah tewas dikeroyok oleh sesama suporter pada saat pertandingan Perselo Banjarmulya vs Putra Jaya Kramat, Sabtu (1/1/2021).
Diketahui korban Bernama Sarifudin warga Banjarmulya, Pemalang yang datang menonton langsung ke Stadion Mochtar dan sempat dilarikan ke RS Telogorejo, Semarang.
Diketahui pertandingan tersebut merupakan babak semifinal dari Liga 3 (liga internal) di lingkungan Askab (Asosiasi Kabupaten) PSSI Pemalang.
Video kericuhan antar supporter di pertandingan itu juga viral lewat Whastapp Group tanpa diketahui penyebab awalnya.
Sayangnya, dari video tersebut tidak nampak satupun petugas keamanan melerai perseteruan antar suporter tim Perselo Banjarmulya atau pun tim Putra Jaya Kramat.
Mevans Sanggramawijaya, selaku owner dari klub Kuta FC Pemalang juga turut mengungkapkan rasa duka mendalam atas kejadian tragis di dunia sepakbola pada tanah kelahirannya.
“Turut berduka cita. Semoga Alm diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Mohon kepada rekan-rekan Panpel dapat menjaga keamanan penonton, pemain dan wasit agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali di dunia sepakbola Indonesia,’ tulis Mevans pada story instagramnya @mevanssanggramawijaya168.
Pria yang dijuluki ‘The Real Man’ ini tak lupa memention beberapa akun lain, seperti PSSI, Askab PSSI Pemalang, APPI, dan juga legenda pemain timnas Indonesia, seperti Ponaryo Astaman, Budi Sudarsono, Arif Suyono, Ahmad Bustomi, Hamka Hamzah, M. Ridwan dan juga Charis Yulianto.
Para legenda sepakbola Indonesia tersebut juga langsung merepost postingan Mevans sebagai bentuk belasungkawa terhadap korban.
Salah satunya Hamka Hamzah, capitano dari RANS Cilegon FC tersebut turut membuat postingan insta stori di akun Instagramnya.
Reaksi Hamka Hamzah saat tahu ada korban meninggal dunia. (Foto/Instagram/@hamka23hamzah)
Meski tak ada perkataan apapun, reaksi Hamka dinilai sangat baik untuk memberi dukungan dan doa bagi korban.
Sementara itu, informasi lain menyebut, laga ini tidak berizin dari pihak keamanan karena panitia tidak memiliki anggaran untuk keamanan.
Oleh karena itu, panitia coba menjual tiket masuk untuk para pendukung dengan alasan untuk memenuhi anggaran penyelenggaraan kegiatan.
Kemungkinan, Panpel tidak memiliki dana jadi menjual tiket untuk memutar anggaran. (Muhamad Ichsan)