Oleh: Hj, Irdawati, Wartawan PosKota
TINGGAL menghitung hari kita akan menapakkan kaki memasuki 2022 dengan membawa sejuta asa, tahun depan harus lebih baik dari tahun sebelumnya.
Tahun 2021 ibarat tahun petaka yang menorehkan kenangan pahit di semua dimensi kehidupan.
Ekonomi jungkir balik, krisis kesehatan, sistem pendidikan terganggu dan sektorsektor lainnya juga mati suri. Pandemi Covid-19 dituding menjadi biang keladinya.
Sebagai kilas balik, sebelum Covid-19 ekonomi Indonesia mulai meredup. Tantangan ekonomi kian berat ketika memasuki 2020.
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,02 persen secara tahunan (year on year/yoy) sepanjang 2019, lebih rendah dibandingkan pada 2018 yakni 5,17 persen.
Data ini membuktikan, sebelum wabah global Covid-19, pertumbuhan ekonomi memang sudah melambat.
Apalagi situasi global perang dagang Amerika Serikat Vs Cina, ikut mempengaruhi ekonomi dunia termasuk Indonesia.
Maka, ketika awal Maret 2020 petaka Covid-19 mulai melanda Indonesia, resesi ekonomi dan krisis kesehatan tidak bisa dihindari.
BPS mencatat, selama tiga kuartal berturut-turut di tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia minus, mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen.
Hantaman bertubi-tubi pun dirasakan rakyat baik personal maupun kolektif. Krisis kesehatan berimbas pada krisis ekonomi berkepanjangan.