ADVERTISEMENT

Harga Bahan Pokok Terus Naik di Pasaran, Pedagang: Saya Bingung, Pembeli Pasti KaburJika Dinaikkan

Senin, 27 Desember 2021 14:03 WIB

Share
Andi (29) seroang pedagang warteg di bilangan Rawasari, Jakarta Pusat mengeluhkan adanya kenaikkan harga bahan-bahan pokok di pasaran.(Cr10)
Andi (29) seroang pedagang warteg di bilangan Rawasari, Jakarta Pusat mengeluhkan adanya kenaikkan harga bahan-bahan pokok di pasaran.(Cr10)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kenaikkan harga komoditas bahan-bahan pokok seperi cabai, bawang, telur, minyak goreng, dan sebagainya jelang Tahun baru 2022, menjadi sebuah problematika yang banyak dikeluhkan oleh kalangan pedagang dan masyarakat.

Mereka mengeluh, sebab dengan naiknya harga-harga bahan pokok tersebut akan berdampak pada turunnya omzet atau makin membengkaknya biaya hidup sehari-hari.

Andi (29) misalnya, seorang pedagang warung tegal (warteg) yang beralamat di Jalan I, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, kepada PosKota.co.id mengatakan, merasa kebingungan untuk menjual dagangannya kepada pelanggan dari adanya kenaikkan harga bahan-bahan pokok di pasaran.

"Saya bingung jualnya, karena kalau saya naikkan harga, yang ada nanti pembeli pada kabur, gak mau makan di sini lagi. Mereka kan pasti cari harga yang lebih murah," kata dia saat diwawancari PosKota.co.id, Senin (27/12/2021).

Menurutnya, pembeli di warungnya, sebagian besar adalah kalangan masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah. Demikian, dengan adanya kenaikkan harga bahan-bahan pokok di pasaran, otomatis akan berdampak pada naiknya harga jual di pedagang.

"Ya kalau bisa sih Pemerintah kembali menurunkan harga, karena bagi saya yang cuma usaha warteg, itu jelas sangat memberatkan. Soalnya pembeli di sini kebanyakan ya masyarakat menengah ke bawah. Kalau harga di warung saya mahalin, ya mereka pasti kabur," terang dia.

Ia menambahkan, harga cabai aja sekarang udah sampai Rp100.000 lebih per kilo. "Jadi sekarang saya coba bertahan, saya akalin buat stabilin omzet."

Andi yang biasanya beli cabai 1 kilo nih, kini  sekarang cuma mampu beli setengahnya. Terus kalau sambal, biasanya ada yang minta banyak, ya sekarang dengan adanya kenaikkan harga agak saya kurangi permintaannya.

Ia beri pemahaman ke pembeli kalau harga lagi naik. Biar pelanggan yang suka pedas kebagian semua jatah sambal.

"Sama, kayak telur atau yang lain juga mulai saya kurangi porsinya. Karena itu tadi, kalau dinaikkan harganya, saya pasti dikomplain. Mereka juga nanti pada cari warung lain yang harganya terjangkau," tandasnya.

Sementara itu, di sisi lain. Mimin (37), seroang Ibu Rumah Tangga sekaligus pengusaha warkop di bilangan Rawasari, Jakarta Pusat, juga mengatakan hal yang selaras dengan Andi.

Menurutnya, kenaikkan harga bahan-bahan pokok akan berakibat pada semakin besarnya biaya hidup sehari-hari.

"Saya bingung kalau harga jual saya naikkan yang ada usaha saya di sini gak bakal laku. Terus, kalau di rumah ya saya udah mulai kurangin konsumsi sambal. Soalnya keadaan sekarang emang lagi susah, untuk jajan anak-anak aja susah," ujarnya.

"Kayak gorengan, sekarang porsinya saya buat agak kecil dari biasanya. Karena harga minyak goreng yang kemarin masih Rp13.000 sekarang udah Rp20.000 aja. Bingung saya kalau naikkan harga, makanya diakalin, dikecilin porsinya," tambahnya.

Selain gorengan, tutur Mimin, konsumsi cabai untuk tambahan topping mie instant pun mulai ia kurangi, dan harga jual pun sedikit ia naikkan apabila ada permintaan menggunakan topping telur guna menstabilkan pendapatan harian.

"Iya, mie juga sekarang mah paling saya akalinnya cabainya gak dikasih rawit lagi. Paling pakai cabai hijau dengan jumlah terbatas. Saa harga ya pasti saya naikkan, tapi gak besar naiknya. Biasanya saya jual mie pakai telur itu Rp10.000, sekarang saya jual Rp12.000. Kan harga telur juga naik sekarang, di pasar harganya udah Rp31.000 per kilo," imbuhnya.

"Harapan saya sih Pemerintah bisa cepet turunin harga, saya yakin pasti turun. Tapi kan gak tahu kapan bakal turun harganya," tutup Mimin.

Seperti diketahui, harga bahan-bahan pokok di pasaran, seperti hal-nya cabai, kini meroket hingga Rp120.000 per kilo untuk jenis cabai rawit merah.

Sedangkan untuk jenis cabai lain, seperti cabai merah dan hijau biasa, harganya berkisar di angka Rp60.000 per kilo. Diikuti dengan jenis cabai keriting yang berharga Rp45.000 per kilo.

Sementara untuk harga bawang merah - putih, tomat, minyak goreng, dan telur ayam. Saat ini mencapai harga Rp30.000 per kilo untuk bawang merah - putih, Rp13.000 per kilo untuk tomat, Rp20.000 per kilo untuk jenis minyak goreng curah, dan Rp30.000 per kilo untuk harga telur ayam ras. (Cr10).

 

 

 

 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT