JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Seorang bocah laki-laki berusia 2 tahun (batita) di Cakung, Jakarta Timur, mengalami trauma mendalam setelah melihat langsung peristiwa penganiayaan yang dilakukan oleh tetangganya terhadap nenek, paman, dan sang Ibu.
Menurut pengakuan sang ibu, Florensia (25), RZ (2) putranya mengalami trauma dan ketakutan apabila mendengar suara atau teriakan yang cukup keras, serta juga ketakutan apabila melihat banyak laki-laki dewasa berkumpul di sekitarnya.
"Anak saya jadi ketakutan kalau dengar suara keras atau teriakan, terus kalau ada banyak laki-laki dewasa di dekatnya dia juga bakal menangis ketakutan manggil-manggil saya (Ibu)," kata Florensia kepada PosKota.co.id, Minggu (26/12/2021) saat diwawancarai di rumahnya yang beralamat di Jalan Pendidikan RT 09 RW 05, Kelurahan Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
Dia menuturkan, RZ putranya, mulai mengalami trauma setelah melihat langsung nenek, paman, dan ibunya di aniaya oleh tetangganya yang berinisial DN (40) lantaran tak terima ditegur terkait parkir mobil.
"Awalnya itu dia lihat langsung bagaimana Neneknya di pukul sama DN 3 kali, 2 kali dibagian pundak, dan 1 kali dibagian wajah sampai memar dan berdarah. Terus dia juga lihat pamannya, dicekik sama si DN itu. Dan terakhir yang buat dia sampai nangis histeris itu, pas lihat saya ditinju dibagian bibir oleh DN. Itu dia nangis histeris dan sampe sekarang jadi kayak gini (trauma)," ucapnya.
Sementara itu di sisi lain, Doktor Psikologi Universitas Indonesia, Mintarsih Latief mengatakan, seorang anak kecil, khususnya yang masih tergolong dalam kelompok batita.
Apabila melihat suatu peristiwa kekerasan secara langsung, terlebih kekerasan terhadap anggota keluarganya.
Maka akan memberikan trauma yang sangat mendalam bagi dirinya.
"Tentunya dia akan mengalami trauma hingga ketakutan terhadap sesuatu yang berkaitan dengan kekerasan," ujar Doktor Mintarsih kepada Poskota.co.id saat dihubungi melalui aplikasi pengirim pesan WhatsApp, Minggu (26/12/2021).
"Peristiwanya mungkin dapat dilupakan oleh si anak, namun tidak dengan pengaruh kejiwaannya. Itu akan tetap ada dan menjadi trauma bagi dia," ucapnya.
Untuk diketahui, peristiwa penganiayaan yang dialami oleh keluarga Florensia terjadi pada Kamis (23/12/2021) petang.
Kejadian tersebut bermula dari Nenek RZ yang menegur DN karena memarkir mobil disembarang tempat hingga mobil yang ditumpangi oleh keluarga Florensia menjadi terhalang lajunya.
DN yang tidak terima dengan teguran tersebut, langsung mengejar mobil yang ditumpangi oleh Florensia hingga ke dekat halaman parkir rumah Florensia.
DN melampiaskan kekesalannya dengan cara mendorong dan memukul Nenek RZ hingga 3 kali, serta mencekik Paman RZ yang pada saat itu turun dari mobil untuk berusaha melerai pertengkaran antara ibunya dengan DN.
Tak puas dengan Nenek dan Paman RZ, kemudian DN menghampiri Florensia yang saat itu sedang menggendong RZ yang menangis ketakutan lantaran melihat nenek dan pamannya dianiaya DN.
Hingga kemudian Florensia yang sedang berupaya untuk mendokumentasikan peristiwa tersebut untuk dijadikan barang bukti pelaporan juga turut terkenal pukulan DN tepat di bagian bibir.
Florensia yang kesal, kemudian mencoba membela diri dan keluarga dengan cara melemparkan sandal yang digunakannya, hingga mendarap tepat di pelipis DN dan mengakibatkan DN juga terluka.
Kejadian yang terjadi pada Kamis (23/12/2021) sekitar pukul 18.30 WIB tersebut.
Akhirnya dilerai oleh warga yang berdatangan. (cr10)