“Namun pusat (Kemendikbudristek) tetap menyediakan perangkat ajar seperti buku teks pelajaran, contoh modul ajar mata pelajaran atau contoh panduan proyek profil pelajar Pancasila,” jelas Supriyanto dikutip dari laman resmi Kemdikbud pada Jum’at, (24 desember 2021).
Imran selaku ketua Ikatan Guru (IGI) Indonesia menuturkan bahwa perubahan kurikulum harus disesuaikan denga keadaan.
“Semua program pemerintah untuk peningkatan mutu pendidikan kita dukung. Kurikulum itu memang seharusnya berubah, apalagi dimasa digitalisasi. Saya setuju dan kita (IGI) mendukung. Tapi sekali lagi, tetap persoalan mendasar kita yaitu tingkat literasi yang rendah harus ditingkatkan,” jelas Imran dikutip dari laman resmi Kemdikbud pada Jum’at, (24 desember 2021).
“Meskipun secara anggaran kami menjalankannya dengan mandiri, pemerintah (dinas pendidikan) bersedia menyurati guru-guru untuk belajar dengan kami. Kemudian sertifikat-sertifikat pelatihan yang dibuat IGI ditandatangani oleh kepala dinas pendidikan sehingga membuat guru tertarik,” imbuhnya.
Ia berharap pemerintah memiliki strategi untuk mengajak anak-anak kembali ke sekolah dan bersemangat mengikuti pembelajaran tatap muka setelah adanya kehilangan pembelajara (learning loss) selama pandemi Covid-19. (riza)