BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi turut angkat bicara terkait petugas kebersihan DKI Jakarta terpapar Covid-19 akibat limbah masker di Bantargebang yang berasal dari kiriman sampah DKI.
Menurut Rahmat Effendi sampah yang terangkut dari Jakarta dan dibawa serta dibuang di TPA Bantargebang harus ada sosialisasi dari pihak terkait.
Yaitu dilakukannya sosialisasi pemilihan sampah medis dari DKI Jakarta yang akan dibuang dan dipilah sesuai jenis sampah tersebut oleh petugas kebersihannya.
"Sekarang gini, kalau sampah itu dari Dki berarti di sananya harus ada sosialisasi, minimal masuk ke pengolahan limbah berbahaya atau medis di sini (Kota Bekasi)," ujar Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi saat ditemui wartawan di stadion Patriot Chandra Baga, Selasa (21/12/2021) siang lalu.
Diungkapkannya, pihaknya yaitu Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi agar tetap waspada dan menghimbau terhadap hal yang sama, dan melakukan pemilihan sampah khususnya masker atau medis, oleh petugas kebersihan yang berada di TPA Sumur Batu.
Dimana TPA Sumur Batu merupakan tempat pembuangan sampah di Kota Bekasi.
"Kita juga imbau terutama Dinas Kebersihan kita atau Dinas Lingkungan Hidup kita untuk mengimbau kepada warganya jangan sampai apa yang dikhawatirkan DKI di Bantargebang kita di kota bekasi ke sumur batu," pungkasnya
Sebelumnya diketahui sekitar 120 petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta yang bertugas di TPA Bantargebang, terpapar Covid-19 dari adanya sampah atau limbah masker.
Menurut informasi yang dihimpun oleh poskota.co.id, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, yaitu Asep Kuswanto.
Menurut Asep Kuswanto, para petugas kebersihan DKI Jakarta yang bertugas di TPA Bantargebang, terpapar Covid-19, dari limbah masker masyarakat yang dibuang bersama limbah rumah tangga.
"Petugas banyak yang tidak memahami ada rumah pasien Covid-19 atau enggak, kemudian semua sampah disatukan, dimasukkan ke tong sampah, dan kemudian ke Bantargebang," ujar Asep Kuswanto, beberapa waktu lalu. (*)