TIBA-TIBA ‘kereta kencana’ keluar dari puncak Gunung Semeru yang dinaiki oleh sosok seorang raja, di iringi pula oleh prajurit kerajaan lengkap bersenjata dan penerang obor. Layaknya iring-iringan dari kerajaan.
Itu kisah yang diceritakan oleh masyarakat sebelum gunung tersebut meletus. Mereka ,katanya melihat dengan jelas peristiwa tersebut.
Boleh percaya, boleh tidak. Tapi begitulah kisah yang beredar di masyarakat. Bahwa kisah-kisah mitos semacam itu masih tersebar dipercaya oleh sebagian di masyarakat.Ya, silakan saja.
Masih ingat kan, ketika kapal selam KRI Nanggala 402 karam di laut Bali bagian Utara? Maka munculah kisah yang bisa jadi bikin tercengang masyarakat luas. Konon katanya, bahwa Bali adalah bagian dari Pulau Jawa. Nah, karena kesaktian seseorang yang dengan tongkatnya bisa memisahkan Bali dari Jawa. Disebutkan juga hilangnya kapal selam ini, bukan sekadar menghilang tapi sedang disembunyikan oleh kekuatan gaib?
Kayaknya masih banyak lah kalau mau dikisahkan sekitar munculnya kisah-kisah mistis yang berbarengan dengan musibah, kapal tenggelam, pesawat jatuh dan sebagainya.
Sekali lagi, boleh percaya boleh tidak. Bahwa banyak banget kisah-kisah melegenda yang dipercaya bagi masyarakat luas. Bisa itu juga ada yang sebagai nasihat. Kita kenal Gunung Tangkuban Perahu, di Jawa Barat. Itu adalah kisah cinta yang terlarang, ketika seorang anak, Sangkuriang jatuh cinta pada ibu kandungnya sendiri,Dayang Sumbi, sehingga untuk jangan sampai terjadi, maka jadilah kisah Tangkuban Perahu tersebut.
Kisah batu si Malin Kundang di Sumbar, pun sebagai nasihat. Ketika ada seorang anak yang kaya raya,tajir melintir tidak mengakui ibu kandungnya. Dan disumpah menjadi batu.
Masih banyak kisah mitos di negeri ini, yang seolah itu terjadi sungguhan. Misalnya, orang nggak boleh begini atau begitu jika berada di satu tempat yang dianggap angker. Jangan pakai baju hijau kalau di pantai Selatan,Nyi Roro Kidul bisa marah. Bunyikan klakson kalau lewat di jalan yang angker.Dst. Jadi, mau percaya atau tidak. Silakan.
Sekali lagi, sekali lagi boleh percaya, boleh tidak. Kepercayaan terhadap mitos yang berkembang di masyarakat luas, kan sudah lama banget terjadi sejak nenek moyang di jaman dahulu kala. Maka kalau masih ada yang percaya, ya apa boleh buat.
Nggak bisa dipungkiri masih ada sebagian yang percaya banget, tapi jangan sampai lupa jika itu semua ada Yang Maha Pencipta. - Massoes