ADVERTISEMENT

Pembangunan Untuk Pemerataan Ekonomi

Senin, 13 Desember 2021 06:30 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Dapat diduga jurang kesenjangan semakin lebar dan dalam, yang kaya tambah kaya, yang miskin makin miskin, jika kian diwarnai “ketidakadilan” dalam memberikan kesempatan berusaha karena praktik monopoli, korupsi, kolusi dan nepotisme.

Jurang ketimpangan kian menganga, jika elite kaya, pemodal, investor politik ikut memainkan aturan yang lebih menguntungkan mereka, berupaya memblokir kebijakan yang merugikan bisnisnya. Padahal jelas- jelas perilaku seperti ini dapat merusak tatanan kehidupan karena tak sejalan dengan  nilai –nilai falsafah bangsa, Pancasila.

Menumpuk kekayaan di atas derita orang lain, sungguh melukai hati nurani rakyat negeri. Pitutur luhur mengatakan ” Ngono yo ngono, ning ojo ngono”- artinya silakan melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan, tetapi jangan sekehendak hatinya dengan melanggar norma dan etika. Jangan karena kaya raya, lantas sesuka hatinya, jangan karena berkuasa kemudian semena – mena. Jangan karena memiliki wewenang, terus sewenang – wenang.

Jurang kesenjangan yang tak kunjung teratasi, dapat menimbulkan konflik sosial, kecemburuan sosial hingga disintegrasi sosial.

Kebijakan pro-rakyat miskin bukan sebatas di atas, tanpa realitas, jika tak ingin kesenjangan kian terbuka. Selain perlindungan sosial, tak kalah pentingnya adalah melindungi warga miskin dengan memberikan kesempatan yang sama dalam berusaha dan berkarya meningkatkan kualitas hidupnya. Membuka akses lebih luas tanpa disparitas. (Azisoko*)

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT