Karyawan Produsen Alkes Dalam Negeri Tuding Menkes Memperkaya Mafia Asing

Senin 13 Des 2021, 20:09 WIB
Karyawan produsen Alkes demo tuding Menkes tidak mendukung Alkes lokal. (ist)

Karyawan produsen Alkes demo tuding Menkes tidak mendukung Alkes lokal. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Terkait kebijakan impor Alat Kesehatan (Alkes), terutama alat swab antigen karena bleid alkes impor itu justru memperkaya mafia Alkes, pemerintah diminta mengkaji hal tersebut.

Untuk itu, pemerintah harus berani memutus mata rantai masuknya produk Alkes impor ke Indonesia.

"Demo kami hari ini, mengajak segenap anak bangsa mendukung Presiden Jokowi melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GERNAS BBI) dengan memberantas mafia alkes dan mafia import dengan cara menolak memakai barang impor," ujar Koordinator Aksi Luthfi Wicaksono di depan Istana Presiden Jakarta, Senin (13/12/2021).

Hari ini, lima perusahaan produsen Alat Kesehatan (Alkes) dalam negeri khususnya alat swab antigen menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Presiden.

Kelima perusahaan yang menggelar aksi ini  yakni PT Taishan Alkes Indonesia, PT Sri Tita Medika, PT Tjahaya Inti Gemilang, PT Intertekno Grafika Sejati dan PT Penjalindo Nusantara.

Tak hanya itu, aksi ini juga didukung Koalisi Masyarakat Pekerja Alkes Lokal.

Dalam orasinya, Luthfi mendorong pemerintah untuk berkomitmen menggunakan Alkes dalam negeri.

Apalagi dari segi kwalitas, tidak ada bedanya.

Demikian juga dari sisi harga, Alkes yang dihasilkan produsen dalam negeri jauh lebih murah jika dibandingkan Alkes impor.

"Jadi, kami menduga Menkes memperkaya mafia Alkes. Contoh antigen harga Rp30 Ribu tetapi Menkes beli dengan harga Rp 86 ribu di E-catalog," ujarnya. 

Dia mengatakan pembelian dengan harga mahal ini berpotensi merugikan keuangan negara.

News Update