LUMAJANG, POSKOTA.CO.ID – Korban meninggal akibat meletusnya Gunung Api Semeru, di Kabupaten Lumajang Jawa Timur kini bertambah.
Semula ditemukan adanya 14 korban jiwa akibat awan panas Gunung Semeru, tetapi kini bertambah satu menjadi 15 korban meninggal dunia.
Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Manajer Pusat Pengendalian Ops Pusdalops BPBD Provinsi Jawa Timur, Dino Andalananto.
"Ada tambahan satu lagi korban meninggal dunia, jadi total 15. Cuma tambahan satu belum dirilis," kata Dino sebagaimana dikutip PosKota.co.id dari laman PMJ News pada Senin (6/12/2021).
Dino juga memberikan klarifikasi bahwa peristiwa meletusnya Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) lalu bukan merupakan erupsi.
Peristiwa yang terjadi itu disebut oleh Dino sebagai bencana awan panas guguran yang terjadi di Gunung Semeru.
Erupsi sendiri memiliki arti yakni suatu aktivitas gunung vulkanik aktif yang mengeluarkan gas dan lava dari lubang vulkanik.
Akan tetapi, awan panas guguran memiliki arti yang berbeda dari erupsi, yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan.
"Masih banyak yang belum memahami ini padahal kita sudah kasih pengertian di awal. Makanya di keadaan darurat itu kan awan panas guguran," tutur Dino.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan pasca erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021) lalu, sampai saat ini tidak menimbulkan dampak terhadap operasional penerbangan pada bandara-bandara yang berada di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali.
"Berdasarkan ASHTAM VAWR 2176 jam 03.30 UTC tanggal 5 Desember 2021 atau pukul 11.30 WIB, meskipun status abu vulkanik masih Red Alert, pergerakan abu vulkanik tidak terdeteksi oleh satelit HIMAWARI-8," ujarnya, Senin (6/12/2021).
Dirjen Novie menambahkan “Saat ini tidak terdapat bandara-bandara yang berada di area poligon dan di luar poligon sebaran abu vulkanic (volcanic ash), serta ATS Route tidak terdampak,” ujarnya.
Begitupun dengan hasil pantauan citra satelit dan SIGMET 06 pada pukul 03.30 UTC, menunjukkan bahwa tidak terdeteksi adanya sebaran abu vulkanik. “Hasil Paper Test dari Bandar Udara Abdulrachman Saleh di Malang, pada pukul 08.00 sampai dengan 09.00 WIB di apron tidak teramati abu vulkanik,” ungkap Dirjen Novie.
Ditjen Perhubungan Udara terus melakukan monitoring dan koordinasi secara intensif dengan melibatkan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Penyelenggara Bandar Udara.
"Operasional penerbangan pada bandara-bandara terdekat tetap berjalan normal, namun demikian akan terus dilakukan monitoring intensif aktifitas Gunung Semeru serta penyiapan langkah-langkah contingency sesuai ketentuan," ungkapnya. (cr03)