Geger KPK Geledah Rumah Anies Temukan Dana Hibah Tim Cyber Army Rp10 M, Begini Faktanya!

Rabu 01 Des 2021, 14:53 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berjalan meninggalkan ruangan menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (21/9/2021). KPK memeriksa Anies Baswedan sebagai saksi untuk tersangka Direktur Utama Perumda Sarana Jaya Yoory Corneles Pinontoan (YRC) atas dugaan korupsi pengadaan lahan di Munjul, Cipayung, Jakarta Timur. (Fernando Toga)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berjalan meninggalkan ruangan menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (21/9/2021). KPK memeriksa Anies Baswedan sebagai saksi untuk tersangka Direktur Utama Perumda Sarana Jaya Yoory Corneles Pinontoan (YRC) atas dugaan korupsi pengadaan lahan di Munjul, Cipayung, Jakarta Timur. (Fernando Toga)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Viral di media sosial terkait adanya informasi pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan aliran dana hibah yang diperuntukkan kepada Tim Cyber Army senilai Rp10 miliar di kediaman Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Aliran dana hibah sebesar Rp10 miliar yang disebut khusus mendanai kegiatan Tim Cyber Army yang notabennya bertugas untuk membela para ulama dan Anies Baswedan dari serangan hoaks di internet.

"BERITA TERBARU ~ KPK Berhasil Temukan Aliran Dana Hibah Sebesar 10 M Dirumah Anies," tulis caption seperti dikutip poskota, Rabu (1/12/2021).

Usut punya usut, setelah menelusuri unggahan dari laman turnbackhoax.id, informasi terkait temuan alirand ana hibah di rumah Anies Baswedan ternyata salah alias hoaks.

Faktanya, tidak ada penggeledahan yang dilakukan KPK di kediaman Anies terkait dana hibah sebesar Rp10 M untuk pembiayaan Tim Cyber Army.

Sebelumnya, ramai isu Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, membentuk tim Mujahid Siber untuk untuk menangkis berita hoaks bagi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta Munahar Muchtar, dengan tegas membantah tudingan dari oknum yang menyebut pembentukan tim mujahid siber terkait dengan dana hibah yang diberikan Pemprov DKI sebesar Rp10,6 miliar.

"Kalau mereka selalu mencari kesalahan pak Anies kita angkat kebaikan kebaikan Anies. Biar seimbang berita itu. Jadi nggak ada hubungannya lah segala dihubungin dana hibah macam-macam nggak ada. Sama MUI itu mereka nggak paham," tegas Munahar saat dihubungi, Minggu (21/11/2021).

Munahar menyebut, pembentukan tim Mujahid siber merupakan bagian dari Amar Makruf Nahi Mungkar (perilaku kebaikan dan mencegah perilaku buruk).

Munahar mengatakan, salah satu tugas MUI DKI Jakarta adalah mencegah adanya upaya memecah belah anak bangsa melalui berita hoaks.

"Nah itu kan salah satu tugas Amar makruf nahi mungkar kita. Nah MUI salah satu tugasnya ber-amar makruf nahi mungkar. Siapapun dia kalau memang dia benar kenapa kita nggak bela," ujar Munahar.

Ia menekankan, tim Cyber yang dalam waktu dekat akan dibentuk, bertugas bukan hanya untuk melindungi Gubernur Anies dari serangan buzzer. Tetapi untuk melindungi semua pihak yang telah bekerja baik untuk kemajuan Jakarta, termasuk juga para ulama.

"Makanya kita membuat ini sekali lagi buat mengcounter berita berita hoaks mendukung siapa pun figur central di Jakarta yang berbuat untuk kebaikan kota dan warganya di Jakarta," tegasnya.

Menurutnya, serangan buzer di DKI Jakarta sudah sangat parah yang berpotensi memecah belah umat sehingga MUI perlu membentuk Mujahid Cyber.

"Ya udah sesuatu yang semuanya kita udah tahu lah, kalau kondisi parah itu tau lah," pungkasnya. (tha)

Berita Terkait

News Update