ADVERTISEMENT

Gencar Wacana Minyak Curah bakal Dihapus di Pasaran, Emak-emak dan Pedagang Gorengan Kompak Protes

Selasa, 30 November 2021 09:55 WIB

Share
Maman (55) pedagang gorengan di Pasar Slipi, Jakarta Barat. (foto: poskota/cr01)
Maman (55) pedagang gorengan di Pasar Slipi, Jakarta Barat. (foto: poskota/cr01)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pedagang gorengan di Pasar Slipi, Jakarta Barat, Maman (55) kini telah memakai minyak kemasan. Alasannya karena minyak curah di pasaran kini sudah mahal.

Sudah sekitar tiga bulan Maman memakai minyak kemasan pada usaha gorengan miliknya. Per hari, dia bisa menghabiskan kurang lebih 6 sampai 8 liter minyak kemasan.

Maman pun protes dengan adanya kenaikan harga minyak di pasaran. Namun di satu sisi, dia juga setuju dengan adanya penghapusan minyak curah, asalkan minyak kemasan harganya bisa turun.

"Kalau pakai minyak kemasan gorengan jadi lebih bagus, warnanya juga nggak hitam," ujarnya saat ditemui, Selasa (30/11/2021).

Meski begitu, Maman merasa terbebani dengan harga minyak kemasan yang tinggi. Menurutnya, omset menjadi berkurang dan uang yang seharusnya dikumpulkan menjadi terpakai untuk membeli minyak.

"Kalau dulu pakai minyak curah kan murah, perhari paling abis Rp60 ribu kalau pakai minyak curah," paparnya.

Saat ini, Maman harus mengeluarkan kocek lebih besar. Perhari dirinya untuk menomboki minyak pada usaha gorengannya bisa mencapai Rp120 ribu.

"Kalau memang mau ditarik minyak curah, harga minyak kemasan seharusnya bisa diturunin," ucap Maman.

Terpisah, emak emak di Pasar Slipi Jakarta Barat, Tati (43) juga setuju dengan adanya rencana penarikan minyak curah di pasaran.

Namun dirinya juga protes karena harga minyak kemasan di pasaran saat ini tinggi. Untuk itu dia meminta agar harga minyak kemasan bisa segera turun.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT