ADVERTISEMENT

Eksekusi Rumah Yatim Piatu di Gunung Putri Bogor Berlangsung Ricuh, Terjadi Cekcok Hingga Aksi Dorong-Mendorong

Selasa, 30 November 2021 17:03 WIB

Share
Eksekusi petugas PN Cibinong terhadap rumah Yayasan Fajar Hidayah sebagai tempat yatim piatu di Komplek Pesona Amsterdam, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. (foto: willy)
Eksekusi petugas PN Cibinong terhadap rumah Yayasan Fajar Hidayah sebagai tempat yatim piatu di Komplek Pesona Amsterdam, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. (foto: willy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Eksekusi petugas PN Cibinong terhadap rumah yatim piatu Yayasan Fajar Hidayah di Komplek Pesona Amsterdam Blok I 11 Nomor 31 dan 32 Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor berlangsung ricuh.

Kericuhan terjadi saat sebuah kendaraan alat berat berupa forklift datang diiringi masa pengeksekusi, merangsek masuk ke halaman rumah.

Eksekusi diawali dengan pengangkutan sejumlah kendaraan roda empat dan lebih yang menjadi benteng pihak tereksekusi untuk mencegah eksekusi tersebut masuk ke area rumah.

Proses pengangkutan itu menimbulkan ketegangan. Terjadi saling cekcok hingga aksi dorong mendorong pun tak terhindarkan.

Bahkan, jeritan histeris pecah saat barang-barang di dalam yayasan tersebut diangkut satu persatu oleh petugas ekseskusi yang melibatkan sipil, Pengadilan Negeri (PN) Kelas IA Cibinong, Satpol PP Kabupaten Bogor, dan jajaran Polres Bogor.

Juru Sita PN Kelas IA Cibinong, Iman Hanafi mengatakan, jika eksekusi tersebut dilakukan setelah proses pengadilan dilakukan. Dimana PN telah menetapkan keputusan itu dalam surat Penetapan Ketua PN Cibinong Nomor 20/Pen.Pdt/Eks/2021PN.Cbi Jo Risalah Lelang Nomor 341/32/2021 tanggal 24 Agustus 2021.

"Jadi berdasarkan keputusan tersebut kami lakukan eksekusi ini. Karena proses pengadilan semua sudah berjalan," kata Iman di lokasi, Selasa (30/11/2021).

"Untuk barang-barang yang diangkut ini nanti akan disimpan di tempat penampungan," sambung Iman.

Menurutnya, proses eksekusi ini adalah kali kedua yang dilakukan pihaknya. "Untuk eksekusi pertama gagal karena anak-anak di yayasan saat itu berdiri di depan rumah, menghalangi petugas," jelas Iman.

Diketahui, kasus ini berawal dari Wanprestasi. Dimana dua unit tanah berikut bangunan tersebut sebagai pembayaran gugatan wanprestasi yang dimenangkan oleh Abdul Syukur (Penggugat) melawan Meridas Eka Yora, dan istrinya Puti Draga Rangkuti (Tergugat) yang juga merupakan pemilik sekaligus Ketua Yayasan Fajar Hidayah.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT