Menuju SDM Unggul

Senin 29 Nov 2021, 09:39 WIB

"Makin dibutuhkan SDM yang tidak hanya cerdas dan berkualitas, tetapi berintegritas dan bermoralitas" - Harmoko -

NEGARA kita tak hanya memiliki kekayaan alam yang luar biasa dan budaya bangsa yang tiada duanya, juga kaya akan sumber daya manusia (SDM).

Kekayaan yang kita miliki akan tumbuh dan berkembang jika tepat mengelolanya. Tapi, bisa hilang, jika salah mengemasnya. Begitupun dengan sumber daya manusianya.

Karenanya, dibutuhkan keunggulan SDM yang mampu mengelola kekayaan alam guna meningkatkan kemakmuran rakyat dengan tetap berjati diri budaya bangsa Indonesia.

Bicara keunggulan SDM, sejatinya kita sudah unggul dengan jumlah penduduknya yang terbesar keempat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat.

Berdasarkan data Administrasi Kependudukan (Adminduk) Kemendagri, per Juni tahun 2021, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 272.229.372 jiwa, di mana 137.521.557 jiwa laki-laki dan134.707.815 jiwa perempuan.

Melihat komposisinya, baik laki-laki atau perempuan, lebih dari separuhnya didominasi usia muda produktif. Hasil sensus penduduk 2020, generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa (27,94 persen) dari total penduduk. Generasi Z lahir pada periode 1997-2012. Dominan kedua, generasi milenial (lahir periode 1981-1996) sebanyak 69,38 juta jiwa (25,87 persen) dari total penduduk.

Usia muda-produktif  ini bisa disebut sebagai keunggulan kedua SDM negeri kita, setelah besarnya jumlah penduduk. Ini keunggulan alami yang datang sendiri sebagai berkah Tuhan YME yang harus disyukuri dengan merawat, mengembangkan menjadi keunggulan baru-modern sehingga berkah kian melimpah, bukan di kemudian hari, malah menimbulkan masalah.

Itu pula perlunya menciptakan keunggulan ketiga hasil kreasi dan inovasi guna menghadapi tantangan yang kian beragam masa kini dan era nanti, dengan membentuk SDM yang “cerdas, berkualitas, berintegritas dan bermoralitas. ”SDM yang tidak saja memiliki kecerdasan intelektual, juga kecerdasan spiritual dan kecerdasan moral.

“Cerdas” dimaksud memiliki kemampuan dalam merespons perkembangan teknologi, utamanya informasi dan komunikasi seperti dikatakan pak Harmoko lewat kolom “Kopi Pagi”nya. Cepat mengetahui dan menyadari gejala yang timbul, serta segera mampu mengambil tindakan yang tepat terhadap kian cepat dan derasnya arus informasi dari segala penjuru dunia.

Bisa diartikan juga sebagai langkah cepat agar tidak jauh terseok di belakang kemajuan, tindakan tepat untuk mencegah terseret kepada perilaku yang tidak sesuai dengan budaya bangsa.

SDM “berkualitas” berarti memiliki keunggulan tersendiri sebut saja skill (keahlian). Telaah para ahli menyebutkan ciri-ciri SDM berkualitas di antaranya memiliki disiplin tinggi, ulet, tekun, kreatif dan inovatif.

SDM “berintegritas” berarti memiliki karakter kuat, teguh mempertahankan prinsip, memiliki pribadi yang jujur, taat asas, norma dan etika menjadi dasar yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral.

Semakin tinggi tingkatan integritasnya, semakin tinggi pula nilai-nilai moral yang melekat pada dirinya. Itulah sebabnya pribadi yang demikian sering disebut memiliki akhlak yang baik, akhlak yang mulia. Itulah “moralitas.”

Ini sejalan dengan yang sering disebutkan sebagai SDM yang tak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tetapi diselaraskan dengan kecerdasan spiritual dan kecerdasan moral. Itulah upaya membangun manusia seutuhnya.

Dengan begitu tidak saja memiliki kemampuannya berpikir secara nalar, logika, dan fakta. Juga adanya upaya pengendalian diri, kesadaran diri agar hidup lebih bermakna. Tentu dengan kemampuannya membedakan mana yang benar dan salah melalui karakter kejujuran, penuh tanggung jawab, memiliki rasa empati, toleransi, dan keadilan.

Jika disederhanakan SDM unggul adalah yang mumpuni di segala bidang kehidupan untuk masa kini dan mendatang, mampu bersaing di tingkat dunia, tetapi berkarakter kebangsaan, berjati diri Indonesia sejati berdasarkan Pancasila.

Lihat juga video "Headline Harian Poskota Edisi 29 November 2021". (youtube/poskota tv)

Itulah yang hendaknya dipersiapkan melalui edukasi sejak dini untuk menciptakan SDM unggul. Baik buruknya tergantung yang dikerjakan sebagaimana pitutur luhur “Manungso mung ngunduh wohing pakarti” – Baik buruk kehidupan manusia akibat dari perbuatannya - apa yang dikerjakan. (Azisoko *)

Berita Terkait

Pileg Jangan Bikin "Pilek" 

Kamis 02 Des 2021, 06:12 WIB
undefined

News Update